Banjir di Thailand Selatan: 25 Tewas, Ribuan Warga Mengungsi

Banjir di Thailand Selatan: 25 Tewas, Ribuan Warga Mengungsi

CELOTEHRIAU - Jumlah korban tewas akibat banjir di Thailand selatan terus meningkat hingga mencapai 25 orang, menurut pernyataan resmi yang dirilis Selasa (3/12/2024).

Badan Meteorologi Thailand memperingatkan bahwa hujan lebat diperkirakan masih akan berlangsung hingga 5 Desember 2024, memperparah situasi di wilayah yang sudah terdampak sejak 22 November 2024.

Banjir di Thailand selatan ini telah berdampak pada lebih dari 660.000 rumah, berdasarkan laporan resmi dari badan penanggulangan bencana Thailand melalui laman Facebook mereka. Jumlah korban jiwa sebelumnya, yang dilaporkan pada Sabtu (29/11/2024), hanya 9 orang, tetapi kini telah bertambah signifikan.

Pada provinsi-provinsi terdampak seperti Pattani, Narathiwat, Songkhla, dan Yala, lebih dari 22.000 orang terpaksa mengungsi. Salah seorang warga yang terdampak, Suwas Bin-Uma, peternak ayam di Songkhla, kehilangan seluruh ternaknya yang berjumlah lebih dari 10.000 ekor. Ia mengungkapkan kerugian finansial hingga 3 juta baht (sekitar Rp 1,3 miliar).

Pemerintah Thailand telah mengerahkan tim penyelamat untuk membantu warga terdampak dan menyediakan dana bantuan banjir sebesar 50 juta baht per provinsi. Selain itu, kabinet juga menyetujui pembayaran langsung sebesar 9.000 baht untuk setiap keluarga korban banjir di Thailand selatan sebagai bentuk dukungan finansial.

Di wilayah tetangga, Malaysia bagian utara, lebih dari 94.000 orang masih mengungsi akibat banjir, dengan lima orang dilaporkan tewas. Meski Thailand terbiasa menghadapi hujan monsun tahunan, para ilmuwan menekankan bahwa perubahan iklim menyebabkan pola cuaca yang lebih ekstrem, meningkatkan risiko banjir besar.

Sebagai perbandingan, banjir besar di Thailand pada tahun 2011 yang juga dipicu oleh hujan monsun menewaskan lebih dari 500 orang dan merusak jutaan rumah. Banjir besar tersebut menjadikan peristiwa banjir di Thailand selatan saat ini sebagai pengingat akan dampak buruk perubahan iklim.