Misteri Kapal Nabi Nuh: Ilmuwan Klaim Temukan Jejak di Turki

Misteri Kapal Nabi Nuh: Ilmuwan Klaim Temukan Jejak di Turki

CELOTEHRIAU - - Misteri kapal Nabi Nuh kembali mencuri perhatian setelah sekelompok ilmuwan mengeklaim menemukan lokasi yang diduga sebagai sisa-sisa bahtera legendaris tersebut.

Tim peneliti internasional mengungkap bahwa sebuah struktur berbentuk kapal di wilayah Turki bisa jadi merupakan jejak nyata dari kapal yang disebut dalam berbagai teks kuno sebagai penyelamat manusia dan hewan dari banjir besar.

Penemuan ini berfokus pada Formasi Durupinar, sebuah gundukan sepanjang 163 meter yang terletak sekitar 30 km di selatan Gunung Ararat, Turki. Struktur ini telah lama menarik perhatian karena bentuknya menyerupai kapal dan ukurannya mendekati dimensi Bahtera Nuh yang disebutkan dalam Alkitab.

Dikutip Dailymail, Selasa (11/3/2025), berdasarkan penelitian terbaru, wilayah ini diperkirakan pernah mengalami banjir besar sekitar 5.000 tahun lalu, yang bertepatan dengan periode waktu kisah Nabi Nuh.

Sejak 2021, para ilmuwan dari Istanbul Technical University, Agri Ibrahim Cecen University, dan Andrews University di Amerika Serikat telah melakukan penggalian serta analisis sampel tanah dan batuan dari sekitar Formasi Durupinar.

“Hasil penelitian mereka menunjukkan adanya kandungan lempung, deposit laut, serta fosil hewan air seperti moluska. Uji usia sampel tersebut mengindikasikan bahwa wilayah ini memang pernah terendam air antara 3.500 hingga 5.000 tahun lalu, memperkuat kemungkinan bahwa area ini mengalami banjir dahsyat,” tulis Dailymail.

Meski misteri kapal Nabi Nuh semakin menarik perhatian dengan temuan ini, klaim tersebut masih menuai perdebatan. Beberapa ahli geologi menyatakan bahwa Formasi Durupinar hanyalah fenomena alam akibat erosi dan pergerakan tanah, bukan struktur buatan manusia.

Lorence Collins, seorang geolog dari California State University Northridge, dalam penelitiannya pada 2016 menyimpulkan bahwa formasi tersebut terbentuk secara alami dan tidak memiliki indikasi sebagai peninggalan kapal. Sejarah mencatat bahwa pencarian Bahtera Nuh bukanlah hal baru.

"Beberapa ekspedisi sebelumnya juga mengeklaim telah menemukan jejaknya di Gunung Ararat, yang tidak jauh dari Formasi Durupinar," jelas Lorence Collins.

Misalnya, pada 1980-an, penjelajah Ron Wyatt mengklaim telah menemukan sisa-sisa kapal di wilayah tersebut. Lalu pada 2010, tim peneliti dari China dan Turki mengumumkan bahwa mereka menemukan potongan kayu di ketinggian 4.000 meter di Gunung Ararat yang mereka yakini berasal dari Bahtera Nuh, meskipun klaim ini masih diperdebatkan karena kurangnya bukti ilmiah yang kuat.

Hingga kini, misteri kapal Nabi Nuh tetap menjadi perdebatan di kalangan ilmuwan dan sejarawan. Meskipun penelitian terbaru dari Formasi Durupinar memberikan petunjuk menarik, komunitas ilmiah masih skeptis terhadap klaim tersebut.

Para peneliti yang mendukung teori ini berencana melakukan studi lebih lanjut, sementara dunia terus menunggu jawaban dari salah satu misteri terbesar dalam sejarah manusia.