Lihat Pencari Lidi, Camat Rantau Utara  Balik Arah, Ini yang Dilakukannya

Lihat Pencari Lidi, Camat Rantau Utara  Balik Arah, Ini yang Dilakukannya
Camat Rantau Utara Turing Ritonga bercengkerama dan memberikan sembako secara dadakan saat akan berangkat ke kantor, Rabu (12/2/2020).(NG/celotehriau.com)

CELOTEHRIAU.COM(LABUHANBATU) - Hendak berangkat ke kantor pukul 07.00 WIB, Camat Rantau Utara, Turing Ritonga begitu berada di Jalan WR Supratman, Kota Rantau Prapat balik arah ke areal perkebunan kelapa sawit milik PTPN 3 di wilayah Aek Paing, Kelurahan Pulau Padang, Kecamatan Rantau Utara, Rabu (12/2/2020).

 

Turing pun memberikan bantuan sembako yang dibelinya secara dadakan. Di tengah areal perkebunan kelapa sawit itu, Camat Rantau Utara ini menyempatkan diri ngobrol dengan keluarga pencari lidi yang memboyong balitanya. Keluarga Suriono dan Tumsari, seakan mendapat berkah di pagi hari bisa bertemu dengan Turing Ritonga. 

Tak hanya Suriono dan Tumsari, Turing pun meneteskan air matanya melihat perjuangan keluarga ini dalam menghadapi perjuangan hidup keluarga ini. 

"Setiap hari saya lalui jalan ini baik ke kantor maupun dijam pulang, tetapi baru kali ini ketemu dengan keluarga pak Suriono dan ibu Tumsari. Alhamdulillah saya dipertemukan dengan mereka," ucap Turing Ritonga. 

Dalam kesempatan itu, Turing Ritonga setidaknya memberi contoh tauladan yang baik akan kesedihan masyarakat. "Saya tanya dengan sopir, apa melihat orang di perkebunan kelapa sawit tadi, jawab sopir 'tidak' lalu saya perintahkan balik arah. Sambil singgah di salah satu warung buat beli sembako, untuk meringankan beban keluarga ini," lanjut Camat Rantau Utara menceritakan pertemuan mereka dengan singkat. 

Suriono dan Tumsari pun mengaku sangat terkejut begitu dihampiri Camat Rantau Utara ini. "Semula kami takut kalau-kalau kami ada salah sebab mencari lidi di perkebunan ini. Ternyata, kami malah mendapat berkah bantuan dari Pak Camat. Alhamdulilah sembako dan kebutuhan lainnya yang diberikan Pak Camat menjadi berkah buat kami bisa dimanfaatkan untuk kebutuhan sehari-hari," ujar Suriono. 

Saban hari, Suriono dan Tumsari menyusuri perkebunan kelapa sawit dari satu tempat ke tempat lain demi helaian lidi dari pelapah. "Sebelum ini saya kerja bongkar muat kepala sawit, tetapi karena belakangan hasil panen warga sedikit sehingga berdampak pada pemutusan kerja sementara. Sementara kebutuhan dapur harus terus dipenuhi, itu makanya kami mencari lidi," ucap Suriono. 

Lidi yang dikumpulkan Suriono dan Tumsari, tidak bisa langsung dijual mereka. Begitu selesai didapat, lidi-lidi itu dijemur sampai kering hingga berminggu-minggu sampai pengepul datang. "Paling kalau dirata-ratakan perhari dapatnya Rp20 ribu. Makanya harus dikumpulkan hingga berminggu-minggu baru dijual," papar Suriono sambil menyeka air mata dan memberi salam pada Camat Rantau Utara. 

#Sumatera Utara

Index

Berita Lainnya

Index