Maestro Lapangan Tengah yang Pernah Membela Panji  PSPS, Ada Rekan George Weah Pemain AC Milan

Maestro Lapangan Tengah yang Pernah Membela Panji  PSPS, Ada Rekan George Weah Pemain AC Milan
Searah jarum.jam, Joe Nagbe, Agusrianto, Bima sakti, Rohit Chand, Makan Konate, Edi Juanda dan Affan Lubis.(celotehriau.com)

CELOTEHRIAU.COM--PSPS Pekanbaru memang tidak sementereng PSMS atau Semen Padang di wilayah Sumatera.Tapi tim bonded kebanggaan masyarakat Pekanbaru Riau ini pernah menjadi tim yang disegani lawan-lawannya.

Klub yang berdiri tahun 1955 ini, sejak mulai era Divisi II , Divisi I, Divisi Utama, Indonesia Super League, sampai Liga Indonesia 2020 selalu menelurkan gelandang-gelandang mempuni.

Diera divisi II dan divisi I dulu ada nama Margono, Dino Kardinal,  Philep Hansen, Sugiono sebagai kreator lini tengah.

Nah, redaksi celotehriau.com ingin PSPS Lovers, kembali mengenang dan mengingat gelandang- gelandang mempuni PSPS saat mulai menancapkan namanya dipesepakbolaan Indonesia pasca menjadi juara pertama divisi I tahun 1999/2000.

Banyak gelandang hebat yang pernah mengisi skuat Asykar Bertuah baik lokal maupun asing dengan skil diatas rata-rata.Antara lain Carlos De Mello, Joe Nagbe, Gustavo Ernant Ortiz, Bima Sakti, Agusrianto,  Affan Lubis, Edu Juanda, Rohit Chand, Makan Konate serta Shin Hyun Joon 


1. Bima Sakti Tukiman

Disiplin, spartan sportif dengan akurasi passing dan tendangan geledek menjadi ciri khas Bima Sakti Tukiman. 

Kedisiplinan inilah yang menjadi kunci, pemain terbaik liga Indonesia tahun 1999 tetap bertahan sebagai pemain sampai usia 40 tahun saat rekan seangkatannya sudah pada gantung sepatu pada tahun 2016 di Persiba Balikpapan.

Pemain kelahiran Balikpapan, Kalimantan Timur, 23 Januari 1976 mengawali karirnya  dengan klub Ossiana Sakti dan PKT Junior. Suami Raja Ade Mulyati merupakan gelandang hebat yang pernah di miliki PSPS.

Pekanbaru menjadi rumah keduanya setelah Balikpapan Kalimantan Timur.Karena di Pekanbaru inilah ia menemukan tulang rusuknya, Raja Ade Mulyati.

Bima Sakti merupakan bagian dari dream tim PSPS bersama Kurniawan Dwi Julianto dan Hendro Kartiko . 

Mantan pemain jebolan Primavera ini pun pernah  bergabung bersama klub asal Swedia, Helsingborg IF. 

Setahun berkarir di Eropa, Bima balik ke Indonesia dan berlabuh ke PKT Bontang kemudian Pelita Jaya

Kemudian mengantarkan  PSM sebagai Juara Liga Indonesia, sekaligus menjadi Pemain terbaik Liga Indonesia Tahun 1999.

Prestasi inilah yang membuat PSPS  tahun 2003 diera pelatih Suimin Diharja  merekrutnya dengan kontrak terbilang wah saat itu.Yakni  kurang lebih setengah miliar.

Sementara untuk karier bersama Timnas Indonesia sudah dimulai sejak usianya menginjak 19 tahun. Ia termasuk pemain yang selalu dipanggil Timnas pada masanya. Ia juga mencatatkan rekor 55 kali penampilang bersama Timnas Indonesia dan dipercaya menjadi kapten tim.

Pensiun dari sepakbola, Bima melanjutkan kariernya sebagai pelatih.Tercatat ia pernah menjadi asisten pelatih timnas membantu  Luis Milla di tim sepakbola Asian Games 2018, dan sekarang menjadi pelatih kepala timnas U 15.


2.Affan Lubis

Muhammad Affan Lubis juga tidak dapat dipisahkan dari sejarah perjalanan PSPS Pekanbaru.

Pemain kelahiran, Medan Sumatera Utara 10 April 1978 ini merupakan maestro lapangan tengah saat PSPS dipenuhi pemain bintang.

Gelandan asal klub lokal PSMS,  Putra Buana ini adalah pemain andalan pelatih Suimin Diharja sejak masih berbaju Ayam Kinantan.

Bersama Edu Juanda, Slamet Riadi dan Rusdianto rekan nya di PSMS ia diboyong memperkuat Akar Bertuah.

Pemain asal Perkebunan PTP VII Siantar ini dikenal memiliki tendangan bebas mematikan ala Beckham. Selain itu passing -passing akurat dan umpan-umpan chip yang mematikan menjadi senjata pamungkasnya.Sehingga layak jika Affan Lubis dimanapun bermain selalu disebut-sebut kreator lini tengah.Dialah Sang Jendral Lini tengah PSPS.

Di PSPS ia hanya bertahan dua musim selanjutnya berkiprah di  Semen Padang 2003 – 2006, Persikabo 2006 – 2008 dan bersama pelatih pertamanya Suimin Diharja membela, PSMS Medan 2008 -2011 dan terakhir bermain untuk Persis Solo 2011.

3.Edu Juanda 

Edu Juanda merupakan gelandang pengangkut air yang pernah dimiliki PSPS.

Pemain bertubuh mungil ini merupakan gelandang cerdas dan terkenal dengan rap-rap ala Medan.Karena memang pemain kelahiran Deli Serdang, 19 Agustus 1980 ini merupakan andalan pelatih Suimin Diharja saat menangani PSPS Pekanbaru (2002-2003).

Ditim yang pada saat itu dijuluki sebagai tim 'Los Galaticos' Indonesia karena dihuni pemain-pemain bertabur bintang, Edu Juanda tumbuh menjadi stabilisator lapangan tengah PSPS.

Hijrah dari PSMS ke PSPS merupakan masa keeemasan Edu Juanda.Pemain yang terkenal memiliki tendangan Canon ball ini layak disebut gelandang pengangkut air dengan akurasi umpan yang mempuni.

Edu sempat berseragam baju Tim Nasional senior Indonesia untuk sejumlah edisi, mulai dari Kualifikasi Olimpiade dan Tim Indonesia SEA Games 2001 dan 2003 (yang saat itu belum memakai format tim U-23).

Prestasi terbaiknya bersama Tim Garuda yakni meraih tempat keempat SEA Games 2001 usai kalah di perebutan medali perunggu atas Myanmar. Sementara di SEA Games 2003 hanya mampu sampai di penyisihan grup.

Usai dari PSPS bersama Kurniawan Dwi Julianto ia hijrah ke  Persebaya, karier Edu makin mentereng. Ia bisa mencicipi kompetisi kasta tertinggi antar klub Asia, Liga Champions Asia 2005. Saat itu Persebaya tampil dengan status sebagai juara Liga Indonesia edisi 2004. Sayang tahun 2005 ia cedera lutut di tim Bajul Ijo, yang menjadi  awal karamnya karier sepak bola profesional.

Ya, cederanya sempat sembuh dan bermain tapi penampilan terbaiknya tak pernah muncul.Tercatat pemain yang saat ini berwirausha ini  memperkuat  PSKPS Padang Sidempuan (2006), Persikabo Bogor (2007), Medan Jaya (2008-2009) dan  akhirnya memilih gantung sepatu alias pensiun bersama klub yang telah membesarkan namanya PSMS Medan di tahun 2010.

4.Joe Nagbe 

 

Joe Thunder Armstrong Nagbe atau lebih dikenal dengan Joe Nagbe adalah gelandang elegan dengan skill tingkat dewa yang pernah dimiliki PSPS.

Dia adalah pemain jebolan kasta tertinggi dari Eropa yang berlabel pemain timnas Liberia bersama George Weah pemain AC Milan.

Pemain kelahiran Liberia 2 September 1968 ini hanya semusim berseragam PSPS yakni tahun 2004-2005.

Gocekan yang yahud disertai visinya bermain bola yamg aduhai juga mendapatkan apresiasi dari legenda PSPS Miskradi.

Ia pemain spesial," kata Miskardi.Tak salah ucapan itu disematkan mantan pemain dan pelatih PSPS itu.

Karena faktanya, sejak berkarir di liga profesional ia merupakan pemain pilihan pelatih.Ia juga merupakan salah satu legenda timnas Liberia. Tercatat sejak tahun 1985–2005 ia memiliki 97 caps internasional dengan koleksi 20 gol.

Setelah memperkuat sejumlah klub Afrika,  ia hijrah ke Eropa. Liga Perancis menjadi pelabuhannya mulai 1991-1996.Mulai debutnya AS Monaco, ia mendapatkan dua kali penampilan. Selanjutnya di SAS Épinal dengan 64 dan 14gol, lalu OGC Nice dengan 96 kali tampil melesakkan 17 gol.

Usai itu tahun 1996–1997 petualangan dilanjutkan ke Liga Italia,.ia memperkuat Lugano dan mendapatkan kepercayaan 19 kali tampil. Semusi kemudian ia berlabuh ke Liga Yunani. Selama kurun waktu, 1997–2000 ia berseragam PAOK Thessalonik, 77 penampilan dengan 10 gol tahun 2000–2001 ia hijrah ke Panionios, sebanyak 16 kali kepercayaan tampil dan 6 gol. 

Sesudah itu ia merambah ke Asia, tahun 2002–2003, Al-Jazira Club menjadi klub pertamanya.ia tampil 16 kali dengan toteha 6 gol.

Nah baru setelah itu merambah ke Liga Indonesia musim 2003–2004. PSIM Yogyakarta menjadi klub pertamanya.Ia tampil sebanyak 27 kali dengan koleksi 7 gol.

Musim keduanya tahun 2004–2005 ia memilih PSPS Pekanbaru. Joe tampil 30 kali dengan koleksi 8gol.

Tahun 2005–2006 ia pindah ke Persema Malang dan mengakhiri karirnya 2006–2007Persiba Bantul.

Joe terakhir tercatat sebagai asisten pelatih di timnas Liberia tahun 2010.

 5. Makan Konate

Gelandang Kelahiran Mali 10 November 1991 ini merupakan rekrutan brilian pelatih PSPS musim 2012-2013 Mundari Karya.

Mertua Ade Suhendra salahsatu legenda PSPS inilah yang menemukan bakat gelandang yang ikut andil Persib Bandung Juara Liga Indonesia tahun 2014.

Ya, ketika  mengunjungi lapangan Senayan, Mundari tertarik melihat keahlian dari pemuda asal Mali tersebut, saat itu Konate sebenarnya belum pernah bermain di liga profesional layaknya ISL ketika memulai karier di negaranya Mali. 

Bersama rekan senegaranya  Pape Latyr Ndiaye yang sudah berpengalaman di Liga serta Rohit Chand pemain asal Nepal ia menjadi kekuatan menakutkan bagi lawan-lawan PSPS.

Dari 16 penampilannya ia mencetak 6 gol. Permainannya terus bersinar.

Sayang kesulitan finansial PSPS pada musim 2013 atau cuma setengah musim ia hijrah ke Barito Putera 

Di Barito ia mendapatkan kepercayaan 14 kali tampil dan mengoleksi 6 gol.Total 30 bermain dan 12 gol berhasil dilesakkannya.

Nah selanjutnya, ia membuat sejarah bagi dirinya musim 2013 2014 sampai 2015 ia memperkuat Persib Bandung. Ia dipercaya tampil 30 kali dan mengolwksi 14 gol serta mengantarkan Persib Juara Liga Indoneaia.

Setelah itu ia sempat bermain di liga Thailand tahun 2016 bersama T–Team dan satu musim kemudian ia kembali ke Liga Indoneia.Arema FC menjadi pelabuhannya.Diklub yang disukainya itu ia bermain sebanyak 51 dengan torehan 29 gol.Dan musim Liga Indonesia 2020 ini ia berseragam Persebaya Surabaya.

6.Rohit Chand

Orangnya gesit dan pekerja keras, seperti sebuah dinamo terus bergerak memberikan dukungan kepada rekan-rekannya.

Dialah Rohit Chand. Pemain kelahiran Nepal 1 Maret 1992. Ia adalah gelandang terbaik yang pernah dimiliki PSPS kala musim 2013.Bersama Makan Konate ia adalah nyawa tim besitan Mundari Karya.

Pemain timnas Nepal ini merupakan pemain paling komplit dilini tengah PSPS, ia bakal menjadi orang pertama pemutus serangan sebelum sampai lini belakang dan Rohit selalu menjadi pemain pertama ketika melakukan penyerangan.

Bersama PSPS ia cuma main setengah musim.Jika Makan Konate pindah ke Barito Putra dan berhasil membawa Persib Bandung juara Liga Indonesia tahun 2014.

Prestasi Rohit juga tak kalah mentereng, pada tahun 2018 lalu ia berhasil mempersembahkan juara bagi tim ibukota Macan Kemayoran Persija Jakarta.

Untuk diketahui ketika bergabung ke PSPS pada 2013 lalu ia sudah mengecap sebagai pemain tim nasional Nepal U-19.

Bersama timnas Nepal U 19, gelandang pengangkut air ini bermain 34 kali dengan torehan dua gol kemudia bermain lima kali untuk timnas U 23.Sementara ditimnas senior tercatat sudah memiliki 60 caps internasional.

 

 

#sepakbola

Index

Berita Lainnya

Index