CELOTEHRIAU--Masih seringnya muncul terkonfirmasi positif Covid-19 di Provinsi Riau. Gubernur Riau, Syamsuar menganjurkan, agar pelaksanaan Salat Idul Adha tahun 1441 Hijriah dilakukan didalam mesjid.
''Anjuran ini kami sampaikan, mengantisipasi penularan lebih banyak lagi. Apalagi saat ini tren kasus positif di Riau mengalami kenaikan,'' kata Syamsuar, di gedung daerah, Kamis (30/7/2020).
Ajakan ini sendiri, dikatakan Syamsuar, telah disampaikan kepad pihak Kanwil Kemenag, bupati hingga walikota.
''Apa yang kami sampaikan kepada Kemenag, MUI, Bupati dan Walikota. Agar dapat melaksanakan salat idul adha di dalam mesjid,'' kata Syamsuar.
Namun, meski diperbolehkan, Gubri berharap setiap pengurus masjid harus tetap menetapkan protokol kesehatan. Antara lain, dengan menyediakan tempat cuci tangan, pengukuran suhu tubuh dan jaga jarak.
Mengapa harus di dalam mesjid, Gubri beralasan jika dilakukan diluar masjid. Tentunya akan sulit mengontrol jemaah. Sedangkan, jika dilakukan didalam, akan lebih mudah mengontrol penularannya.
''Kalau diluar, dikhawatirkan jemaah berdesak-desakan, sehingga bisa terjadi penularan Covid-19 lebih banyak lagi,'' tegas Gubri.
Dengan himbauan ini, Gubri berharap masyarakat Riau paham. Agar harapan melakukan salat idul adha didalam masjid dapat dilaksanakan, demi kepentingan bersama.
Terkait SK Kemenag yang membolehkan salat dilakukak di lapangan, Gubri menegaskan itu tergantung kondisi daerah. Karena tren kasus positif Covid-19 di Riau naik, makanya masyarakat Riau dianjurkan salat di masjid.
''Tergantung masing-masing daerah, kalau di kampung-kampung yang tidak ada masalah (kasus), silahkan saja. Tapi kalau di Pekanbaru baru jangan,'' tutupnya.
