Tekan Harga Tiket , ASITA Riau Gandeng Air Asia, Tawarkan Dua Solusi ke Pemerintah

Tekan Harga Tiket , ASITA Riau Gandeng Air Asia, Tawarkan Dua Solusi ke Pemerintah
Dede Firmansyah (celotehriau.com)

CELOTEHRIAU.COM-Meroketnya harga pesawat sejak Desember 2018 lalu telah membuat perubahan signifikan terhadap tren di masyarakat untuk memilih moda transportasi.

Seperti saat Lebaran 1 Syawal 1440 H, masyarakat banyak yang beralih ke moda transportasi darat dan air, ketimbang menggunakan pesawat udara.

Ketua Association of Indonesian Tour and Travel Agencies  (ASITA ) Riau, Dede Firmansyah mengakui selama puncak arus mudik dan balik, terjadi penurunan yang signifikan pada transportasi udara.

"Masyarakat mulai beralih dari angkutan udara yang sejak Desember lalu harganya tidak turun-turun," jelas Dede, Jumat (14/6/2019).

Sekadar untuk diketahui, angkutan udara di Riau saat mudik turun hingga 57 persen dan arus balik turun 21 persen. Sedangkan untuk angkutan darat dan air mengalami kenaikan rata-rata di atas 50 persen dari tahun sebelumnya.

Kondisi ini, kata Dede, tak lepas dari  dominasi bisnis yang tidak sehat pada angkutan udara. Yakni,  Garuda Indonesia group dan Lion Air group, yang sudah melakukan monopoli harga dengan menerapkan harga batas atas. Bahkan sempat terpantau harga jualnya di atas batas yang ditentukan.

"Hal ini tentu tidak sehat dan memberatkan masyarakat," kata Dede.

Untuk itu, terang  Dede, ASITA tengah berupaya mencari solusi secara bisnis agar harga tiket kembali normal. Di antaranya dengan melibatkan maskapai Air Asia yang harganya masih dalam batas normal.

"Saya sudah berkoordinasi dengan ASITA Pusat agar bisa mengajak Air Asia membuka rute domestik seperti Jakarta ke beberapa kota di Indonesia. Sehingga dominasi dua grup besar tersebut bisa diakhiri," jelas Dede.

Dengan adanya pilihan baru, harga tiket akan bersaing dan kembali menjadi normal. Selain itu ASITA ingin menjembatani Air Asia untuk menjual rute pendek menggunakan pesawat kecil seperti R80.

Air Asia sudah masuk ke Indonesia. Tapi dia bekerjasama dengan airline lokal yang sekarang kita kenal dengan Indonesia Air Asia.

Jadi ada sambung pengusaha titipan kilat ini, ada dua hal yang harus menjadi perhatian pemerintah untuk bisa mengembalikan tlket ke harga normal.

Pertama, airline asing masuk ke Indonesia harus bekerjasama dengan airline lokal. tidak seenaknya terbang di wilayah Indonesia.

Kedua, untuk menekan biaya operasional airline yang paling besar adalah avtur dan biaya masuk sparepart  pesawat. 

"Nah, ini yang harus  dipecahkan pemerintah  dengan memberi subsidi biaya avtur agar sama dengan negara tetangga. Dan minta biaya masuk sparepart 0 persen.Sehingga  harga tiket bisa kembali normal untuk menghidupkan kembali sektor-sektor usaha yang terkait," tegas Dede.

#ekbis

Index

Berita Lainnya

Index