Jusuf Kalla Apresiasi Keberadaan 24 Sekolah Model Madani di Pekanbaru

Jusuf Kalla Apresiasi Keberadaan 24 Sekolah Model Madani di Pekanbaru
Walikota Pekanbaru, Firdaus foto bersama Wakil Presiden RI, Jusuf Kalla di Istana Wakil Presiden.

PEKANBARU - Walikota Pekanbaru, Firdaus menyatakan, keberadaan 24 Sekolah Model Madani tingkat Sekolah Dasar Negeri (SDN) dan Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) yang tersebar di 12 kecamatan, sejalan dengan pemikiran Wakil Presiden Republik Indonesia, Jusuf Kalla.

Pernyataan itu disampaikan Walikota seusai melakukan audiensi antara pengurus Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (Apeksi) dengan Wapres Jusuf Kalla di Istana Wakil Presiden Jalan Veteran, Jakarta Pusat, Jumat (30/8/2019).

Dalam audiensi itu, dikatakan Firdaus, Jusuf Kalla menyampaikan jika dirinya menginginkan kabupaten/kota di Indonesia tetap mempertahankan keberadaan sekolah favorit pasca penerapan sistem zonasi pada Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) tahun ajaran 2019/2020.

"Kata Wapres, bagaimanapun sekolah favorit mesti ada juga, tidak harus dihapus, karena itu termasuk dalam smart. Pemikiran beliau (Wapres) itu sudah kita laksanakan, karena sekolah favorit di Pekanbaru tetap ada, hanya berganti nama menjadi Sekolah Model Madani," katanya.

24 Sekolah Model Madani di Pekanbaru, kata Wako, sudah diterapkan pemerintah kota terhitung 2018 lalu. "Kita sudah menjalankan di satu kecamatan ada satu SD dan satu SMP yang kita jadikan sebagai sekolah favorit. Sekolah favorit ini merupakan sekolah binaan yang kita sebut tadi sebagai Sekolah Model Madani," ujarnya.

Masih kata Wako, sekolah tersebut merupakan sekolah negeri yang secara sarana dan prasarana atau fasilitasnya lebih dari sekolah lain. Juga, proses pembelajarannya sudah menggunakan teknologi IT berupa komputer. "Artinya, pemikiran yang disampaikan Pak Jusuf Kalla, di Pekanbaru sudah kita laksanakan," singkatnya.

Sejauh ini, terang Wako, Wapres menilai keberadaan sekolah favorit di kota-kota besar yang sebagian besar di antaranya merupakan sekolah swasta telah mengkotak-kotakan masyarakat. Hal itu lantaran biaya pendidikan di sekolah favorit hanya terjangkau oleh kalangan tertentu.

"Ini terjadi kasta (pembagian masyarakat). Bagi mereka yang berada, mereka gengsi-gengsian anaknya sekolah dimana. Mereka umumnya tidak mau anaknya di sekolah negeri, karena mereka anggap sekolah negeri mutuhnya renda dan juga hanya untuk orang menengah ke bawah. Ini tidak boleh terjadi kata beliau (Wapres)," tegasnya.

"Untuk itu, beliau (Wapres) menginginkan sekolah negeri juga harus dijadikan sebagai sekolah favorit. Nah, di Pekanbaru kita sudah ada Sekolah Model Madani, dan itu sudah kita laksanakan," sambungnya.

Lebih jauh disampaikan Wako, keberadaan 24 sekolah favorit atau Sekolah Model Madani di Pekanbaru selain bertujuan meratakan pendidikan di tiap kecamatan, juga untuk mengurai angka kemacetan lalu lintas di jalan raya.

"Dengan adanya sekolah favorit di tiap kecamatan, maka beban lalu lintas akan berkurang," imbuhnya.

Sementara terkait sistem zonasi yang disebut Wapres masih menuai pro kontra di kabupaten/kota di Indonesia, disampaikan walikota bahwa di Pekanbaru sendiri penerapannya tidak ada masalah.

"Kalau kita di Pekanbaru, kondisinya sangat sesuai. Dan kita menyambut baik penerapan zonasi ini meski masih banyak daerah yang belum bisa menerima," pungkasnya.

Berikut sekolah favorit atau Sekolah Model Madani tingkat SMPN di Kota Pekanbaru :

SMPN 1 di Kecamatan Pekanbaru Kota, SMPN 6 di Rumbai Pesisir, SMPN 9 di Tenayan Raya, SMPN 10 di Limapuluh, SMPN 12 di Senapelan, SMPN 13 di Sail, SMPN 17 di Sukajadi, SMPN 20 di Tampan, SMPN 22 di Bukit Raya, SMPN 29 di Rumbai, SMPN 33 di Payung Sekaki, dan SMPN 34 di Marpoyan Damai. (ADVERTORIAL-HUMAS)

Berita Lainnya

Index