24 Hari Tutup, Tanah Abang Rugi Sekitar 4,8 Triliun

24 Hari Tutup, Tanah Abang Rugi Sekitar 4,8 Triliun
Pasar Tanah Abang Jakarta

CELOTEH RIAU.COM---Kerugian pedagang Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat, akibat terhentinya kegiatan di tengah pandemi virus Corona diperkirakan paling sedikit Rp4,8 triliun.

Promotion Manager Pasar Tanah Abang Hery Supriyatna mengatakan omzet yang diraup pedagang dalam satu hari sekitar Rp200 miliar. Itu artinya, dalam 24 hari penutupan, omzet Rp4,8 triliun menguap.

"Pasar Tanah Abang ditutup sejak 27 Maret-19 April untuk menekan penyebaran virus corona. Omzet normal per hari Rp150 miliar-Rp200 miliar. Dengan kondisi saat ini bisa dikalikan lah kerugian pedagang," ujarnya kepada CNN Indonesia Selasa (14/4/2020).

Lebih parahnya lagi, lanjut Hery, pandemi virus corona diperkirakan masih akan terjadi pada bulan-bulan berikutnya. Padahal, pedagang Pasar Tanah Abang sudah bersiap menghadapi lebaran.


"Karena, omzet jelang lebaran, per hari bisa Rp250 miliar-Rp500 miliar," imbuhnya.

Sebetulnya, menurut Hery, para pedagang Pasar Tanah Abang mulai merasakan lesunya belanja masyarakat sejak awal tahun. Puncaknya, terjadi pada awal Maret, saat Presiden Jokowi mengumumkan kasus pertama orang terinfeksi virus corona di Indonesia.

"Bisa 90 persen omzet pedagang turun, bahkan sejak sepekan sebelum ditutup (aktivitas dihentikan)," jelasnya.

Hery belum bisa memastikan apakah pedagang sudah mengalihkan penjualan lewat online atau marketplace. Tetapi, ia bilang beberapa pedagang sesekali meminta izin untuk mengambil stok barang di kiosnya.

Ia mengaku pedagang diizinkan memasuki kawasan Pasar Tanah Abang dengan beberapa syarat dan protokol kesehatan.

"Saya lihat mereka sudah memiliki pelanggan tetap masing-masing, sehingga kami juga buka akses bagi mereka untuk ambil barang," terang dia.

Dihubungi secara terpisah, Bachri salah satu pedagang di Pasar Tanah Abang mengaku pasrah dengan kerugian yang dideritanya.

"Kerugian lumayan juga, tapi saya melihatnya bukan kerugian, melihatnya demi menjaga kesehatan, kalau ditutup justru saya setuju," katanya tanpa menyebut omzet yang lenyap.

Bachri mengaku tidak menjual barangnya secara online, ia memutuskan untuk istirahat sejenak di tengah pandemi ini.

Sedangkan Evida seorang pedagang pakaian memilih untuk tetap menjajakan dagangannya baik secara terbuka maupun di pasarkan di lapak toko online.

Pasalnya, ia mengaku tidak mendapat pemasukan sehari-hari tanpa berdagang. "Saya mengikuti peraturan, tapi ada toleransinya begitu lah ya dari pemerintah, jangan disuruh tutup tapi toleransinya tidak ada," tutur dia.

Sebagaimana diketahui, Perumda Pasar Jaya telah memperpanjang penutupan pasar di kawasan Tanah Abang yang semestinya kembali beroperasi Senin (6/4). Perpanjangan penutupan akan dilakukan hingga 19 April mendatang untuk mencegah penularan covid-19.

Sebelumnya, Perumda Pasar Jaya telah melakukan penutupan pasar sementara sejak 27 Maret lalu. Penundaan pembukaan pasar dilakukan lantaran masih dalam masa tanggap covid-19.

#ekbis

Index

Berita Lainnya

Index