Imbas Corona, Ekonomi Hongkong Minus 8,9 Persen Kuartal Pertama

Imbas Corona, Ekonomi Hongkong Minus 8,9 Persen Kuartal Pertama

CELOTEHRIAU.COM--Ekonomi Hongkong sempat terpukul aksi demonstran anti pemerintah dan perang dagang AS-China. Kedua peristiwa tersebut menghantarkan ekonomi Hong Kong ke gerbang  resesi pertama dalam satu dekade.

Sayangnya, 'pukulan' bagi ekonomi Hong Kong belum selesai. Virus Corona membuat pusat keuangan Asia kembali masuk ke dalam keterpurukan terparah yang pernah ada.

Dikutip dari CNN, ekonomi Hong Kong menyusut 8,9 persen pada periode Januari-Maret 2020 bila dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Hong Kong telah mengalami kontraksi ekonomi selama tiga kuartal berturut-turut. Pusat perdagangan dan keuangan ini mengalami penurunan ekonomi kuartalan terburuk sejak pencatatan dimulai pada 1974.

"Ancaman covid-19 secara serius mengganggu berbagai kegiatan ekonomi lokal dan rantai pasokan di kawasan itu. Dengan virus corona ditetapkan sebagai pandemi pada Maret telah membuat dampak ekonomi menjadi lebih parah," kata juru bicara pemerintah Hong Kong dalam sebuah pernyataan, dikutip Selasa (5/5).

Penurunan tajam dalam angka ekspor, investasi dan konsumsi swasta menambah tekanan terhadap ekonomi Hong Kong yang sudah rapuh.

Tahun lalu, PDB Hong Kong menyusut 1,2 persen karena protes besar-besaran pro-demokrasi. Kejadian tersebut memaksa toko-toko tutup, melumpuhkan jalan-jalan kota, dan membuat takut turis.

Perang dagang antara Beijing dan Washington pun menambah masalah, seperti halnya kekhawatiran tentang pertumbuhan ekonomi China.

Sebelum rilis data PDB kemarin, benchmark Hang Seng Index (HSI) Hong Kong anjlok hampir 4,2 persen. Saat itu menjadi hari terburuk sejak pertengahan Maret.

Investor kembali cemas tentang ketegangan baru antara Amerika Serikat dan China dan dampak yang terjadi pada ekonomi.

Sebenarnya, pada pekan sebelum pandemi virus corona, Hong Kong memiliki alasan untuk optimis menghadapi 2020 lebih baik dari 2019. Pasalnya, demonstrasi menjadi lebih jarang dan kesepakatan perdagangan awal memberikan secercah harapan bahwa hubungan antara Amerika Serikat dan China dapat membaik.

Sayangnya, virus corona telah menghancurkan harapan untuk pemulihan jangka pendek dan mengirim ekonomi ke penurunan yang bahkan lebih cepat. Jika dibandingkan dengan kuartal keempat yang sudah lemah pada 2019, PDB pada kuartal pertama masih menyusut 5,3 persen.

"Ke depan, dengan pandemi covid-19 yang menyebabkan kontraksi parah kegiatan ekonomi global, ekspor Hong Kong akan tetap berada di bawah tekanan dalam waktu dekat," menurut pernyataan pemerintah HK.

Tahun ini, pemerintah setempat memperkirakan ekonomi Hong Kong akan merosot 4 persen hingga 7 persen.

"Ekonomi merosot yang berkelanjutan mulai mengkhawatirkan," tulis Menteri Keuangan Hong Kong Paul Chan dalam sebuah unggahan blog pada Minggu (3/5) lalu.

Dia menambahkan bahwa tahun ini bisa menjadi yang terburuk bagi ekonomi Hong Kong. Namun, berharap ekonomi akan sedikit pulih, karena kota itu sudah mulai membuka pembatasan tempat kerja dan pertemuan sosial bulan ini.

Kendati demikian, ekonomi Hong Kong belum akan bangkit secara signifikan dalam waktu dekat mengingat dunia masih berjuang melawan pandemi.

Pemerintah Hong Kong sendiri telah meluncurkan beberapa putaran bantuan kemanusiaan senilai 290 miliar dolar Hong Kong (setara dengan US$37 miliar) untuk meredam dampak wabah terhadap perekonomian.

Bantuan tersebut termasuk pemberian uang tunai 10.000 dolar Hong Kong (sekitar US$1.200) kepada penduduk yang memenuhi syarat.

 

Berita Lainnya

Index