Temui Walikota Firdaus, Kagama Siap Bersinergi dengan Pemko Pekanbaru

Rabu, 08 Juli 2020 | 15:26:37 WIB
Walikota Pekanbaru Firdaus saat berdialog dengan Kagama Pekanbaru

PEKANBARU - Keluarga Alumni Universitas Gadjah Mada (Kagama) Pekanbaru terus berkarya, kalimat tersebut sangat layak tersemat kepada Kagama Pekanbaru yang terus berinovasi dan berbuat untuk membangun negeri ini. Setelah meluncurkan program PEGA (Pemulihan Ekonomi Keluarga) untuk masyarakat yang terdampak langsung covid 19 atau masyarakat yang terdampak tidak langsung.

Baru-baru ini bertempat di Kediaman Rumah Walikota Pekanbaru di Jalan Ahmad Yani, Pengurus dan Anggota Kagama Pekanbaru bersilaturahmi dengan Walikota Pekanbaru, Bapak Firdaus untuk mendiskusikan insiatif program berupa seminar secara online atau webinar dengan tema melawan Meredam Stigmatisasi Negatif bagi Masyarakat terpapar Covid 19 terkait Mata Pencaharian dan Hubung Sosial dengan Masyarakat lainnya.

Kisah tentang covid 19 ini sepertinya belum akan menemui ujung dan berakhir dengan happy ending di negeri ini. Sungguh sangat memprihatinkan bagi seluruh rakyat di negeri ini situasi yang penuh ketidakpastian ini. Apalagi, sebagaimana yang kita ketahui ditengah bencana, penyakit, wabah dan lain sebagainya di negara manapun yang berhubungan dengan interaksi manusia di dalamnya yang paling dikhawatirkan adalah stigmatisasi negatif pada para penderita baik yang masih berjuang untuk sembuh maupun yang sudah sembuh total.

Ketua Kagama Kota Pekanbaru, Muhammad Suhandi ditemui disela-sela acara mengatakan apa yang menjadi persoalan terkait dengan Covid-19 tentunya sangat merugikan siapa saja yang terstigma dan dicap menjadi penyebar virus ini dan lain sebagainya sebagaimana pernah terjadi pada pasien HIV, penyakit kelamin dan lainnya. Selain secara personal dan fisik orangnya juga didiskreditkan dan dijauhi, termasuk juga adalah usahanya yang tidak jarang sekarang terkena imbas dari adanya stigmatisasi ini.

"Kagama pekanbaru dalam hal ini ingin mengupas tuntas sebagai bagian dari tanggungjawab civil society kepada rakyat dan pemerintah pada umumnya untuk memberikan informasi yang benar dan tidak menyesatkan sehingga tatanan kehidupan yang normal akan terus dipertahankan di negeri yang mulia ini. Nah itu yang kami diskusikan dengan Pak Walikota. Alhamdulillah, respon beliau sangat bagus," kata Andi begitu sering disapa.

Andi menyebutkan, atas dasar tersebut membuat Keluarga Alumni Universitas Gadjah Mada yang tinggal di Kota Pekanbaru tergerak untuk memberikan kontribusi kepada masyarakat tentang kondisi ini. "Melalui kerjasama dengan Pemerintah Kota Pekanbaru diharapkan akan semakin baik dan semakin mudah disebarkan kepada masyarakat sehingga kesadaran masyarakat menjadi meningkat mengenai tidak baiknya stigmatisasi negatif kepada pasien korban Covid 19 ataupun mereka yang masih berjuang melawan virus tersebut," ujarnya.

Masih dikatakan Andi, kampanye itu yang harus dilakukan serta disosialisasikan. Hal ini diharapkan bisa merubah pandangan masyarakat mengenai efek dan pengaruh virus covid 19 ini kepada mereka yang terpapar. Dalam waktu dekat Kagama Pekanbaru bekerjasama dengan Pemerintah Kota Pekanbaru akan mengedakan webinar yang diikuti oleh stakeholders terkait di Kota Pekanbaru.

"Webinar ini dinilai oleh Bapak Walikota Pekanbaru sangat baik karena faktanya meskipun Pekanbaru termasuk kota tersukses dalam menanggulangi wabah Covid 19 ini akan tetapi dampak yang nyata dihadapi oleh Kota Pekanbaru adalah Ekonomi," ujarnya.

Sementara itu, Walikota Firdaus menambahkan apabila ekonomi juga akan gagal ditanggulangi tentunya akan merembet kepada efek sosial dan akan terjadi chaos di Pekanbaru. Hal ini disampaikan Firdaus karena apa yang disampaikan oleh Kagama Pekanbaru berdasarkan pengalaman bertemu dengan para pelaku ekonomi salah satunya pedagang dan anggota asosiasi pedagang bakso pekanbaru yang memang pasien positif terkena Covid 19 tetapi justru sekarang usaha nya bangkrut karena tidak ada konsumen yang membeli akibat stigma yang melekat padanya.

"Selain itu, beberapa masyarakat yang sudah sembuh dari wabah ini dan kembali ke keluarganya terbukti masih dijauhi oleh masyarakat dan cenderung didiskreditkan. Kondisi di lapangan cukup memprihatinkan dengan stigmatisasi ini sehingga kurang bagus dalam mendorong kehidupan normal dan interaksi sosial yang ada sehingga apabila tidak diantisipasi dengan baik akan menyebabkan krisis sosial di tengah-tengah masyarakat. Untuk itulah semangat meredam stigmatisasi ini harus dilakukan salah satunya melalui kampanye intensif kepada masyarakat melalui webinar, sosialisasi dan alat peraga kampanye lainnya," pungkasnya.

Terkini