Celotehriau.com - Polisi menyebut rumah produksi film dewasa yang dibongkar di wilayah Jakarta Selatan dimana meraup keuntungan hingga Rp 500 juta hanya dalam setahun beroperasi.
Namun, kru film mengungkapkan mereka hanya mendapatkan gaji Rp 4 juta per bulan.
"Jadi di situ dibayar bukan berdasarkan per judul film, bukan juga berdasarkan per member, tapi mereka di situ dibayar per bulan dan itu pun di bawah UMR. Saya dapat informasi gaji mereka itu di bawah Rp 4 juta per bulan," ucap kuasa hukum dua tersangka kru studio film porno, Hika TA Putra, di Polda Metro Jaya, pada Jumat (15/9/2023).
"Mereka di situ bekerja awalnya bukan untuk film yang seperti ini, mereka bekerja untuk film biasa yang tidak melanggar asusila dan norma hukum apapun. Tapi seiring berjalannya waktu, otak dari pelaku ini atau pimpinannya ini, kemudian mengarahkan pada produksi-produksi yang kian lama kian vulgar," tambahnya.
Hika menuturkan kliennya tidak bisa keluar begitu saja dari rumah produksi film porno tersebut. Pasalnya, kliennya terhalang masalah ekonomi.
"Sebetulnya kalau tekanan itu nggak ada ya, artinya lebih kepada kekhawatiran atau ucapan-ucapkan karena tidak mudah mencari pekerjaan yang lain. Karena mereka untuk AIS dan J ini mereka rata-rata punya balita yang harus menjadi tanggung jawab mereka untuk nafkahi," tandasnya.