Anak Muda Rentan Terkena Sakit Jantung? Kok Bisa

Anak Muda Rentan Terkena Sakit Jantung? Kok Bisa
JAKARTA - Presiden ke-3 RI Bacharuddin Jusuf Habibie menghembuskan napas terakhirnya pada Rabu sore (11/9). Habibie wafat di usianya yang ke-83 usai menjalani perawatan intensif. Habibie disebut memiliki masalah kesehatan jantung sejak usia muda. Saat usia bertambah, kondisi jantung pun kian melemah.

Masalah jantung memang tak mutlak dalami oleh orang tua. Gaya hidup dinilai membuat penyakit jantung kini dialami oleh orang-orang sejak usia muda. Salah satu kebiasaan meningkatkan risiko penyakit jantung pada orang muda ialah kualitas tidur yang menurun.

Mengutip Harvard Medical School, sebuah penelitian menyebutkan remaja yang tak memiliki cukup tidur berisiko menderita penyakit jantung saat dewasa.

Studi yang diterbitkan dalam jurnal Pediatrics mengamati kebiasaan tidur 829 remaja di AS antara usia 12 hingga 16 tahun. Peneliti mendapatkan bahwa sepertiga dari remaja memiliki waktu tidur kurang dari tujuh jam setiap malam dan setengah dari remaja juga tidur di bawah waktu yang direkomendasikan.

Selama 20 tahun terakhir, jumlah tidur yang didapat remaja telah menurun secara signifikan. Hanya sekitar setengah dari remaja di dunia yang secara teratur tidur lebih dari tujuh jam sehari. Semakin bertambahnya usia, jumlah tidur mereka pun kian menurun. Padahal, remaja membutuhkan 8 hingga 10 jam untuk mendapatkan kesehatan yang optimal.

Para peneliti menemukan bahwa remaja yang kurang tidur lebih cenderung memiliki risiko metabolik yang tinggi. Mereka lebih cenderung memiliki lemak perut, tekanan darah tinggi, kolesterol buruk, resistensi insulin, yang semuanya meningkatkan risiko diabetes.

Tidak hanya itu, remaja yang kurang tidur juga lebih mungkin untuk berprestasi buruk di sekolah, depresi, mengalami kecelakaan berkendara, dan lebih mungkin untuk memiliki penyakit jantung ketika dewasa.

Ada sejumlah hal yang menjadi alasan mengapa remaja banyak yang mengalami kurang tidur. Studi longitudinal yang dilakukan terhadap 1.101 siswa sekolah menengah berusia 13 hingga 16 tahun di Australia menemukan, aktivitas chatting, media sosial, serta percakapan telepon larut malam membuat kualitas tidur remaja menjadi buruk.

"Ini membuktikan bahwa perlu adanya pembatasan penggunaan gawai pada remaja saat malam hari," kata Lynette Vernon, Peneliti utama studi dari Murdoch University di Perth, dikutip dari The Guardian.

Remaja, kata Vernon, membutuhkan waktu delapan hingga sepuluh jam untuk memiliki tidur yang sehat.

"Cahaya terang di gawai juga mengganggu ritme otak yang membuat orang sulit untuk tidur. Sedangkan pesan singkat yang diterima sebelum tidur memicu rangsangan kognitif dan emosional," jelasnya.

Berita Lainnya

Index