MengenalnACE2, Enzim yang Memperparah Pasien Covid-19

MengenalnACE2, Enzim yang Memperparah Pasien Covid-19

CELOTEH RIAU.COM-- Sejak Januari 2020, lebih dari 700 penelitian dilakukan untuk mengetahui kaitan molekul ACE2 dengan penyakit virus corona Covid-19. Menurut hipotesis para peneliti, ACE2 merupakan penyebab tingkat keparahan pasien SARS-CoV-2 tersebut.

ACE2 adalah singkatan dari angiotensin-converting enzyme 2. Ia adalah protein yang terdapat di permukaan sel-sel tubuh manusia, seperti jantung, usus, paru-paru, dan hidung.

ACE2 berfungsi sebagai penggerak utama dalam jalur biokimia yang mengatur tekanan darah, penyembuhan luka dan peradangan.

Melansir Wired, Ahli biologi molekuler Jason Sheltzer dan Joan Smith meneliti soal resiko infeksi dan kematian yang dialami oleh pasien Covid-19 yang bermuara pada protein ACE2 tersebut.

"Semakin banyak ACE2 yang dimiliki seseorang, semakin mudah virus corona menyerang organ dan jaringan orang tersebut. Jumlah ACE2 juga dikaitkan dengan keparahan penyakit," ujar Sheltzer.

Obat-obatan untuk penderita penyakit jantung, hipertensi, diabetes, dan obesitas diketahui dapat meningkatkan jumlah ACE2 di dalam tubuh. Ini pula yang menjadi alasan banyak penderita penyakit jantung, hipertensi, diabetes, dan obesitas mengalami penyakit Covid-19 yang lebih parah.


Selain itu, Sheltzer dan Smith mengatakan bahwa asam amino ACE2 membentuk kantong berlekuk sehingga memungkinkan untuk mengambil dan memotong protein destruktif, yang meningkatkan tekanan darah dan merusak jaringan, salah satunya virus corona.

Bentuk kantong yang berlekuk pada asam amino ACE2 dapat membuat virus corona menempel. Virus masuk ke dalam tubuh manusia melalui ACE2 dan membajak protein sel untuk memperbanyak diri. Saat itulah virus corona mulai menginfeksi tubuh.

Merokok tingkatkan ACE2

Sheltzer dan Smith kemudian menemukan jumlah ACE2 pada paru-paru perempuan dan laki-laki. Begitu pula pada orang dewasa muda dan orang tua. Namun, pada perokok, jumlah ACE2 mengalami perbedaan signifikan.

Sheltzel dan Smith menemukan terdapat lonjakan besar sel ACE2 pada sel paru-paru. Semakin banyak seseorang merokok, semakin banyak pula ACE2 dalam tubuh mereka. Hasil penelitian Sheltzer ini dipublikasikan dalam Developmental Cell pada Mei lalu.

"Analisis kami mendapati penjelasan parsial untuk hubungan merokok dan virus corona," kata Sheltzer.

Studi lain dari University of British Columbia juga menemukan sel-sel perokok dari orang dengan penyakit paru obstruktif kronis (PPOK) menghasilkan lebih banyak ACE2.

Penelitian Sheltzer dan Smith ini sudah dipublikasikan di penelitian yang diterbitkan Developmental Cell pada pertengahan Mei lalu dan belum tertulis peer reviewed alias belum dikaji secara ilmiah oleh peneliti lain.


Obat mengubah ACE2

Sebuah studi yang dipublikasikan di  American Journal of Respiratory and Critical Care Medicine mendapati bahwa pasien asma yang menggunakan inhaler steroid memiliki ACE2 yang lebih sedikit. Di China, steroid digunakan untuk mengobati kasus Covid-19 yang parah.

"Data kami menunjukkan kortikosteroid inhalasi mungkin menjadi salah satu alasan mengapa asma bukan faktor risiko besar untuk Covid-19," kata dokter spesialis paru Michael Peters mengutip healio.

Peters berpendapat pasien asma secara biologis lebih rentan terhadap Covid-19, tetapi dalam praktiknya dilindungi oleh pengobatan steroid yang menghambat produksi ACE2.

ACE2 yang seimbang

Penelitian lain mendapati kekurangan ACE2 justru meningkatkan risiko terhadap Covid-19. Peneliti dari University of Alberta, Gavin Oudit menyebutkan diperlukan jumlah ACE2 yang seimbang untuk menjaga kondisi tubuh dari Covid-19.

"Seperti pedang bermata dua. ACE2 adalah molekul yang sangat protektif. Itulah yang membuat virus ini sangat mematikan, karena berevolusi untuk mengikat molekul ini," kata Oudit.

Menurut peneliti, masih diperlukan lebih banyak studi mengenai ACE2 dan Covid-19 untuk melihat hubungan yang lebih meyakinkan.

#kesehatan

Index

Berita Lainnya

Index