Skandal Pengaturan Skor, Kantor PSSI Digeledah Satgas Anti Mafia Bola

Skandal Pengaturan Skor, Kantor PSSI Digeledah Satgas Anti Mafia Bola

PEKANBARU (CELOTEHRIAU.COM) - Satgas Anti Mafia Bola menggeledah kantor PSSI. Satgas Anti Mafia Bola menggeledah dua kantor PSSI di FX Sudirman dan Kemang, sekitar pukul 11.00 WIB. Penggeledahan dilakukan untuk mencari dokumen terkait pengaturan skor.

Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono menyebut penggeledahan tersebut bertujuan mencari dokumen tentang sepakbola nasional. Selain itu, mereka ingin mengetahui anggaran PSSI tahun 2017 dan 2018.

Menurut Ketua Komite Ad Hoc Integritas Ahmad Riyadh, penggeledahan belum tentu berarti PSSI bersalah. Ahmad Riyadh menegaskan PSSI menghormati proses hukum terhadap penyelidikan maupun penyidikan pengaturan skor. Apapun temuannya, PSSI berharap Satgas Anti Mafia Bola memaparkannya kepada publik.

"Kami menghormati proses hukum, termasuk penggeledahan di Kantor PSSI asalkan sesuai dengan prosedur. Tapi saya tegaskan, PSSI belum tentu bersalah hanya karena kantor digeledah, karena match fixing lebih kepada personal atau individu, bukan institusi," ujar Riyadh, Rabu (30/1/2019).

"Penggeledahan bagian dari proses hukum dan dilindungi oleh Undang-Undang. Selain itu mereka harus memberikan edukasi kalau penggeledahan ini bagian dari proses hukum, termasuk penyidikan, penyelidikan dan penggeledahan. Satgas harus mengungkap temuan-temuan di Kantor PSSI secara transparan," imbuhnya.

Dalam penggeledahan tersebut, Satgas menemukan dokumen anggaran dan dokumen lain. Dokumen-dokuman tersebut berbentuk tertulis, digital, soft file, dan lain-lain.

Sementara itu, Sekjen PSSI, Ratu Tisha Destria, memastikan proses penggeledahan yang dilakukan oleh Satgas Anti Mafia Bola tak mengganggu aktivitas organisasinya. PSSI tak meliburkan karyawannya.

Meski kantornya digeledah, Tisha menyebut seluruh karyawan tetap berada di kantor. PSSI menegaskan tugas Satgas Anti Mafia Bola tak sampai mengganggu program PSSI.

"PSSI tidak ada libur soalnya kan ada semuanya yang masih harus diurus ada yang di luar negeri dan ada pelatihan yang lainnya juga. Kalau diliburkan yang di Asprov bagaimana? Jadi ini bukan satu hal yang membuat aktivitas sepakbola kami harus berhenti," ujar Tisha.

"Ini adalah proses untuk menjadi lebih baik yang harus kami lalui secara bersama-sama dan tidak boleh inisiatif dari kepolisian ini yang kami nilai baik dan sama-sama kami lakukan menjadi kontraproduktif sehingga sampai kantor libur, kan tidak bisa seperti itu," sambungnya.

Berita Lainnya

Index