Melihat Pesona Rupat Utara, Kepingan Surga di Bibir Selat Malaka

Melihat Pesona Rupat Utara, Kepingan Surga di Bibir Selat Malaka
Pesona bahari Pantai Lapin yang terletak di Rupat Utara, Kabupaten Bengkalis.

Hamparan pasir halus terbentang sejauh mata memandang. Sisi kiri menghadap selat Malaka, di depan samar-samar terlihat cahaya dari Malaysia. Irama semilir angin yang damai pun turut tentramkan jiwa. Lukisan alam itu membuat setiap mata takjub, bukan di Hawai, bukan juga pulau Dewata. Inilah Rupat Utara, surga wisata yang belum terjamah

 

Laporan PANJI AHMAD SYUHADA, Bengkalis

DEBURAN ombak silih berganti menghempas kayu bakau di tepian pantai. Batu-batu cadas membentengi daratan. Tujuh belas kilometer pasir putih turut mempersolek panorama baharinya. Rupat Utara, itulah lokasi semenanjung yang berhadapan dengan selat Malaka. Punya pantai yang indah bak pulau Dewata. 

Lokasi ini, merupakan salah satu tempat wisata unggulan di pesisir Riau. Ibarat surga tersembunyi yang asri dan banyak potensi. 

Di sudut jalan yang tak jauh dari pantai itu, Eni Sumiarsih tampak gigih mengajari warga setempat untuk punya bakat. Utamanya, yaitu membangkitkan semangat warga lokal untuk sadar potensi wisata dari tanah leluhurnya. 

"Kami fokus mengajak masyarakat di sini untuk memperkuat potensi pariwisata dan ekonomi kreatifnya," kata Eni, mengawali perbincangan, akhir pekan lalu. 

Direktur Sekolah Tinggi Pariwisata (STP) Riau itu punya misi memberdayakan masyarakat Pulau Rupat. Kerjasama pihaknya dengan Pertamina Hulu Rokan (PHR) dan Pemerintah Kabupaten Bengkalis tersebut untuk bergotong-royong menggali potensi dan mengenalkan Rupat Utara sebagai surga wisata. 

Ada banyak potensi yang punya nilai jual tinggi, salah satunya pantai indah sepanjang 17 kilometer tadi. Wilayah pesisir Rupat Utara ini terdiri dari 7 desa, namun yang menghadap ke laut dan jadi sasaran program itu di antaranya Desa Tanjung Punak, Teluk Rhu dan Putri Sembilan. 

Desa-desa ini menghadap langsung ke bibir pantai Selat Malaka. Setiap tahunnya, tak kurang dari 3000 pelancong datang ke lokasi. Mereka yang penasaran dengan pesona bentangan alam bahari ini datang langsung ke pulau Rupat, walaupun jarak tempuhnya juga tidak dekat. 

Bukan hanya unggul dari segi panorama alam saja, wilayah tersebut juga kental dengan adat dan budaya. Setiap tahunnya, warga di Rupat Utara, Kabupaten Bengkalis menggelar Ritual Mandi Safar yang telah menjadi agenda tahunan. Kemudian ada juga budaya Tari Zapin Api yang menjadi warisan budaya tak benda (WTB) dari UNESCO dan Festival Gasing tingkat provinsi. 

Siang itu, Kamis kedua Oktober 2022, Eni Sumiarsih tak peluh menitipkan asa kepada warga sekitar untuk berdaya. Pihaknya bersama PHR dan Pemkab Bengkalis ini mendorong terciptanya masyarakat untuk sadar wisata dan peningkatan ekonomi kreatif. 

"Kami dorong juga warga untuk bisa memproduksi oleh-oleh bagi wisatawan yang datang ke sini. Selain itu juga dorongan untuk mengelola homestay, yang tujuannya agar para wisatawan semakin tertarik datang ke sini," tutur Eni, di aula kantor Camat Rupat Utara. 

Meski secara geografis wilayah ini sudah berdiri lama, namun pengembangan potensi tersebut baru-baru ini digesa. 

Pihaknya bersikukuh untuk mengawali pemberdayaan masyarakat lokal pada Maret 2022. Hal ini juga sebagaimana target Pemkab Bengkalis dan Pemprov Riau untuk mengenalkan pariwisata Riau ke kancah nasional, bahkan internasional. 

Di sinilah peran Eni dan kawan-kawan sangat penting, di mana sektor-sektor ekonomi kreatif masyarakat terus digesa. Pada berbagai kesempatan, Eni mengajarkan warga untuk membuat produk UMKM, kuliner khas laut, pelatihan tourism, tata kelola homestay, hingga potensi lain untuk menarik wisatawan. 

Baru-baru ini, salah satu desa yang jadi binaannya tersebut juga lolos mendapatkan apresiasi 15 desa wisata Riau, yaitu Desa Tanjung Punak. Desa dengan pesona 17 kilometer pantainya itu menjadi salah satu yang dilirik dari ratusan desa wisata yang ada di bumi lancang kuning. 

"Rupat ini juga merupakan kawasan strategis pariwisata nasional, yang merupakan pesisir dengan memiliki pantai dan letaknya segitiga emas. (Di sini) kita bisa melihat lampu-lampu dari negeri Sembilan Malaysia, tentunya program peningkatan kapasitas ini sangat bagus untuk kemajuan daerah," ujar dia. 

Pesona Bahari dan Budaya jadi Magnet Wisatawan 

Rupat Utara kini menjadi salah satu tujuan destinasi wisata bahari. Infrastruktur jalan yang dulunya rusak parah, kini sudah mulai dibenah. 

Dari pusat Kota Pekanbaru, Rupat Utara bisa ditempuh melalui jalur darat dan laut. Meski jarak tempuh tak kurang dari 4 sampai 5 jam, namun peluh keringat perjalanan akan terbayar lunas dengan pesona alam yang rupawan. 

Kepala UPT Pengelolaan Pariwisata Pulau Rupat dan Rupat Utara, Nora mencatat, tidak kurang dari 3000 wisatawan datang ke pulau yang bersempadan dengan negeri jiran ini. 

"Kalau ada iven bisa sampai 3 ribu pengunjung (per bulan). Rata-rata datang dari luar pulau, apalagi kalau akhir pekan, pasti ramai sekali pengunjungnya," ungkapnya. 

Nora menyebut, magnet wisatawan tersebut pada panorama alam dan budaya, terutama saat ritual Mandi Syafar yang digelar pada setiap 21 September setiap tahunnya. 

"Mandi Safar itu digelar 21 September, tapi pas hari Rabu ya. Namanya di sini disebut Rabu Capuk. Tari Zapin Api juga sering digelar menyesuaikan iven-iven yang ada," tuturnya. 

Kemudian, di Rupat Utara ini juga terdapat pesona Beting Aceh, yaitu hamparan pulau kecil yang mirip pesona Gili Trawangan di Nusa Tenggara Barat. 

Kegiatan tersebut dibuka secara resmi Bupati Bengkalis Kasmarni didampingi Wakil Bupati Bengkalis H Bagus Santoso.

Kegiatan yang dinantikan ratusan masyarakat lokal bahkan wisatawan luar daerah ini dimeriahkan dengan penampilan ragam budaya mulai dari tarian Zapin Melayu dan tarian persembahan khas Rupat Utara serta sajian aneka ragam produk UMKM dan kerajinan tangan dari stand bazar masing-masing desa di Kecamatan Rupat Utara.

Setiap tahun, Pemkab Bengkalis menggelar acara akbar di Rupat Utara, yakni; mandi Safar dan festival budaya. 

Bupati Bengkalis Kasmarni menyatakan, pelaksanaan budaya mandi safar ini hendaknya dapat menjadi bagian dari promosi usaha sekaligus sebagai cluster pariwisata unggulan daerah. 

"Selain bertujuan melestarikan serta memberi edukasi kepada masyarakat akan makna budaya mandi safar, kami juga berharap, ianya menjadi bagian dari promosi usaha, mendukung peningkatan ekonomi masyarakat lokal, serta mengangkat potensi pariwisata yang ada di Kecamatan Rupat Utara ini agar lebih mendunia dan dapat bersaing dalam percaturan industri pariwisata global," ucap Kasmarni, dalam momen festival budaya pada September lalu. 

Tak tanggung-tanggung, di hadapan ratusan masyarakat, beliau memberikan kabar gembira mengenai pembangunan infrastruktur di Pulau Wisata, mengenai pembangunan dermaga roro dan Pembangunan Rumah Sakit Pratama tahun 2023.

"Pemerintah daerah tidak pernah berdiam diri, infrastruktur maupun sarana pendukung industri kepariwisataan di kecamatan Rupat Utara ini, secara bertahap setiap tahunnya terus kita benahi," kata Bupati. 

Kepala Dinas Pariwisata Riau, Roni Rakhmat mengungkapkan bahwa lokasi dan agenda gelaran budaya di Pulau Rupat ini sudah masuk kalender Pariwisata Riau, yang tujuannya tak lain dan tak bukan untuk mempromosikan pariwisata di Bumi Lancang Kuning tersebut. 

"Mandi safar sudah masuk kalender Pariwisata ya, yang melaksanakan Pemkab Bengkalis, dan untuk tari Zapin api biasanya digelar jika ada pesanan. Promosi kita untuk Pulau Rupat lewat berbagai macam iven dan publikasi, baik media massa dan media sosial," kata Roni. 

Dengan adanya upaya peningkatan skil warga lokal oleh PHR, Pemkab Bengkalis dan STP Riau itu, Roni berharap akan semakin berbenah. Menurut dia, Rupat itu kaya akan potensi pariwisata dan budaya. 

"Ada pantai sepanjang 17 kilometer, lalu beting Aceh dan spot sejarah lain yang menarik," tuturnya. 

"Intinya pemerintah optimis ya, dan telah terjadi peningkatan baik dari kunjungan maupun prasarana di Rupat," tambah Roni. 

Penginapan Asri Hingga Keramah-tamahan Warga Lokal

Di sisi lain, Camat Rupat Utara, Afrizal menitip harapan agar warga sekitar bisa berdaya saing, maju dan unggul lewat program tersebut. 

Ia menyebut, di setiap desa yang dibina tersebut ada warisan budaya yang menjadi daya tarik tersendiri. Misalnya seperti desa Putri Sembilan yang terkenal dengan permainan tradisional gasing. 

"Baru-baru ini ada lomba gasing tingkat provinsi, jadi saya tetapkan (secara lisan) bahwa di sini salah satu kampung gasing," ujarnya. 

Kemudian tari zapin api di Desa Teluk Rhu, yang masuk warisan budaya tak benda. Dan di Desa Tanjung Punak yaitu pesona pantainya sepanjang 17 kilometer. 

"Kami berharap, desa wisata yang dibina Pertamina akan membantu beban pemerintah daerah. Kami mau ingin masyarakat betul dibantu pada sasarannya, bisa mandiri dan unggul. Dengan adanya pelatihan-pelatihan ini, tentu membuka wawasan masyarakat dan lebih termotivasi, yang tujuannya memajukan segi ekonomi dan budaya," tuturnya. 

Lalu, ia menjelaskan bahwa kawasan pesisir Riau ini juga sudah didukung oleh lahirnya pengusaha-pengusaha homestay yang sadar wisata. Tercatat, ada sebanyak 15 hingga 20 pengusaha penginapan lokal yang melayani para wisatawan. 

"Tarifnya juga variasi, mulai dari 150 ribu hingga yang satu jutaan, tergantung pilihan," jelasnya. 

Warga-warga sekitar juga ramah terhadap para pendatang. Camat optimistis, daerah pelosok dengan ragam potensi menawan ini akan maju seiring dengan pembangunan SDM dan infrastrukturnya. 

Di sisi lain, Senior Analyst Government Relations PHR, Hardiyanto mengatakan, bahwa PHR menitikberatkan program tanggung jawab sosial, ekonomi dan kesehatan untuk masyarakat. 

Yang dilakukan di Rupat Utara, menurutnya merupakan salah satu upaya peningkatan ekonomi dan pengembangan UMKM dengan target menjadikan desa wisata.

"Tempat ini akan menyusul kesuksesan kampung patin yang di Kampar," tuturnya, didampingi Senior Analyst Social Perfomance PHR, Delly Paramita. 

Di kesempatan itu, Delly menyebut bahwa pihak PHR menggandeng STP Riau bersama Pemkab Bengkalis karena memiliki kompetensi mumpuni untuk memberdayakan masyarakat dan membangkitkan potensi pariwisata di Riau. 

"Di Rupat itu tidak ada wilayah operasi, tapi secara administrasi ini adalah wilayah Bengkalis. Potensinya sangat besar, PHR memberikan dukungan untuk kemajuan daerah," kata Senior Analyst Performance ini. 

Lalu, Hardiyanto menekankan lagi, bahwa dukungan PHR untuk pengembangan desa-desa yang berpotensi menjadi destinasi wisata di Riau. Sebagai warga korporat, PHR memiliki obligasi sosial untuk tumbuh dan berkembang bersama masyarakat di mana PHR beroperasi.

Yang disampaikan Hardiyanto juga sebagaimana titip asanya Sukamto, VP Corporate Affair PHR untuk kemajuan daerah. Ia menambahkan bahwa pengelolaan desa wisata yang tepat tidak saja berpotensi meningkatkan dan menggerakan perekonomian desa.

Lebih dari itu, pengembangan pariwisata desa berbasis potensi dan sumber daya lokal dapat mengubah perilaku masyarakat dalam hal-hal yang fundamental dibutuhkan sebuah kawasan wisata. 

Misalnya kesadaran akan kebersihan, kesehatan, keramahtamahan, etos kerja, bahkan keharmonisan sosial masyarakat desa. 

“Pengembangan pariwisata desa bahkan dapat mencegah migrasi masyarakat desa ke kota, karena tersedia banyak pilihan pekerjaan yang layak di desa," tuturnya.

Jadi Kawasan Strategis Pariwisata Nasional 

Di sisi lain, Pulau Rupat Utara termasuk Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN). Memiliki pantai pasir putih sepanjang 17 kilometer. Di kawasan wisata bahari ini sudah tersedia sejumlah villa hingga homestay. 

Fokus program Desa wisata Riau Tahun 2022 adalah Peningkatan SDM pariwisata dan ekonomi kreatif, yang meliputi Kabupaten Kampar (desa Dewi Koto Mesjid dan Dewi Pulau Belimbing), Kabupaten Bengkalis di Kecamatan Rupat Utara (desa Dewi Tanjung Punak, Dewi Teluk Rhu dan Dewi Puteri Sembilan) dan Kota Pekanbaru (Wisata Kreatif Kampung Bandar).

Pengamat ekonomi dan sosial masyarakat, Mukhlis menilai bahwa program yang menyasar daerah Pulau Rupat ini merupakan suatu dambaan bagi setiap masyarakat untuk merangsang perkembangan dan kemajuan daerah. 

"Rupat itu potensinya luar biasa. PHR bersama Pemkab Bengkalis mengambil daerah itu sebagai sasaran tentu sangat tepat. Wilayah itu perlu disokong agar maju," tuturnya. 

Alumnus dari University of Malaya Malaysia ini berpendapat, selain dorongan itu, masyarakat juga harus sadar akan potensi daerahnya. Salah satunya dengan sadar wisata dan mampu melahirkan oleh-oleh khas dari daerah tersebut agar mampu terkenal di kancah nasional maupun internasional.***

 

Berita Lainnya

Index