Akibat Kabut Asap, Malaysia Tutup 1.200 Sekolah

Akibat Kabut Asap, Malaysia Tutup 1.200 Sekolah
Ilustrasi
JAKARTA - Malaysia terpaksa menutup lebih dari seribu sekolah karena kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan di kawasan kian parah pada Rabu (18/9/2019).

Kementerian Pendidikan Malaysia merilis surat penutupan sekolah setelah menerima laporan bahwa kualitas udara di beberapa daerah mencapai tingkat "sangat tidak sehat".

Merujuk pada data Kementerian Pendidikan Malaysia, negara bagian yang terkena dampak paling besar adalah Selangor, di mana 538 sekolah ditutup.

Di ibu kota pemerintahan Malaysia, Putrajaya, 25 sekolah ditutup usai Indeks Polutan Udara (API) dilaporkan melebihi 200.

Berdasarkan indikator API, tingkat polusi 0-50 mengindikasikan kualitas udara bagus, 51-100 sedang, 101-200 tidak sehat, 201-300 sangat tidak sehat, dan 300 ke atas berarti berbahaya.

Kualitas udara di sejumlah wilayah lain di Malaysia juga mencapai tingkat tidak sehat. Pemerintah setempat pun memutuskan untuk menutup sekolah, termasuk yang berada di Kuala Lumpur.

Sementara itu, 337 sekolah di Serawak juga tak beroperasi. Dari ratusan sekolah tersebut, 81 di antaranya merupakan sekolah dasar, sementara sisanya gabungan dari sekolah-sekolah menengah.

Meski demikian, data Komite Manajemen Bencana Serawak menunjukkan bahwa kualitas udara di sebagian besar wilayah berangsur membaik.

Serawak sendiri merupakan daerah Malaysia yang teridentifikasi menyimpan titik panas. Namun, Badan Pusat Meteorologi Khusus ASEAN (ASMC) menyatakan bahwa kabut asap yang mencemari wilayah Malaysia dan sejumlah negara tetangga lainnya berasal dari kebakaran hutan dan lahan di Indonesia.

Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI, Siti Nurbaya, menyebut ada empat perusahaan asing yang terlibat dalam pembakaran hutan dan lahan di Kalimantan, beberapa di antaranya asal Malaysia dan Singapura.

Berita Lainnya

Index