CELOTEHRIAU - Sudah sepekan berlalu, Warga Villa Karya Bakti Housing jalan karya bakti kelurahan Air Hitam tak kunjung didatangi Pengembang (Budi Darmawan -red) yang terbukti secara sah bersalah lantaran melanggar Garis Sempadan Bangunan (GSB).
Pengembang yang dinyatakan bersalah oleh Satpol PP Kota Pekanbaru diberi kesempatan langsung untuk menemui warga setempat yang terdampak atas bangunan ruko yang melanggar GSB untuk melakukan mediasi.
Namun langkah tersebut tidak diindahkan oleh pihak pengembang, bahkan diduga mengangkangi Satpol PP lantaran diketahui bangunan ruko tersebut malah terus dibangun.
“Nampaknya pengembang sama sekali tidak ada niat baik untuk bermediasi walau telah di katakan bersalah oleh pihak Satpol Pp. Warga meminta tindakan tegas Satpol PP untuk pelanggan IMB ini,” pungkas Achi salah satu warga setempat.
Tidak hanya itu, Menurut warga GSB yang dilanggar 2 meter dari parit. Warga meminta Satpol PP untuk membuktikan GSB yang dikatakan hanya melanggar 50 cm,
“Sebenarnya kami tidak puas dengan pelanggaran yang hanya 50 cm, kami semua warga disini berharap pihak Satpol PP mau mengukur ulang bersama -sama dengan seluruh warga agar semuanya terang benderang.
Diketahui warga Villa Kharya Bhakti Housing semoat meminta pihak Satpol PP untuk mengukur ulang bersama warga namun permintaan tersebut ditolak dengan alasan harus melewati prosedur,
“Kami sempat meminta pengukuran ulang bang, nanti seluruh warga kita hadirkan biar semua jelas bang tapi Satpol PP gak mau bang karena harus melewati banyak prosedur,” beber Achi.
Lebih jauh disampaikan Achi mengenai laporan tentang aliran air parit yang ditutup habis oleh pengembang dan dijadika perluasan jalan kenapa tidak ditanggapi.
Akibat ditutup, setiap hujan lebat air naik ke jalan karena terjadi perlambatan arus air melewati parit yang ditutup oleh pengembang hingga terjadi banjir,
