Kak Seto Minta Pembelajaran Tatap Muka Dihentikan, Ini Alasannya

Kak Seto Minta Pembelajaran Tatap Muka Dihentikan, Ini Alasannya

PEKANBARU - Dirjen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar dan Menengah (Paud Dikdasmen) mengungkapkan sebanyak 11.615 siswa terpapar Covid-19 sejak pelaksanaan Pembelajaran Tatap Muka (PTM).

Terkait kondisi ini, Ketua Umum Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI) Seto Mulyadi atau lebih dikenal dengan Kak Seto menegaskan agar kepala daerah tidak terburu-buru untuk melaksanakan PTM.

"Secara tegas saya mohon jangan terburu-buru, kedepankan kebaikan anak dan bukan sesuai target atau untuk mengharumkan nama daerah," kata Kak Seto, seperti dikutip dari Cakaplah.com, Kamis (23/9/2021).

Menurutnya PTM sangat rawan menimbulkan korban Covid-19 yang baru, baik itu dari sisi para pelajar maupun para tenaga pendidik yang ada di sekolah.

Di satu sisi kendati para anak didik ingin kembali belajar di sekolah, Kak Seto menegaskan peran orang tua harus bisa memberikan perlindungan agar sang anak tidak terpapar Covid-19.

"Saya mohon PTM jangan terlalu ditekankan untuk dilaksanakan, istilahnya buat anak kok coba-coba," tegasnya.

Pada kenyataanya ketika Kak Seto turun untuk meninjau PTM di beberapa daerah yang ada di Indonesia, dia melihat banyak dari daerah yang belum siap untuk melaksanakan PTM.

Lebih jauh Kak Seto menyarankan agar daerah-daerah yang sudah menerapkan TPM untuk sementara waktu menghentikan segala seluruh aktivitas TPM. "Kalau menurut saya iya (hentikan)," ujarnya.

Dia juga menjabarkan faktor dari kegagalan pembelajaran dengan sistem online atau daring yang digunakan selama pandemi ini adalah sistem kurikulum pembelajaran yang ditekankan dengan kurikulum dalam kondisi yang normal.

"Yang penting anak di rumah gembira dulu," tutupnya.

Khusus di Pekanbaru sendiri, beberapa hari yang lalu diketahui salah seorang guru yang bertugas di SMPN 44 Pekanbaru terkonfirmasi atau positif Covid-19.

Sebelumnya diberitakan Dirjen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar dan Menengah (Paud Dikdasmen) Kemendikbudristek, Jumeri, mengungkapkan sejak tanggal 20 September 2021, sebanyak 46.500 sekolah di Indonesia telah memulai pelaksanaan belajar tatap muka. Akibatnya sebanyak 11.615 siswa saat ini dinyatakan positif Covid-19.

"Dari total 46.500 sekolah yang sejak Senin 20 September 2021 kemarin, sudah mulai melakukan pembelajaran tatap muka 1.296 sekolah diantaranya melaporkan klaster Covid-19. Sehingga total sebanyak 11.615 siswa dinyatakan positif Covid-19," ujarnya kepada wartawan, Rabu (22/9/2021).

Diungkapkannya, secara jumlah klaster Covid-19 paling banyak ada di Sekolah Dasar (SD) sebanyak 581 sekolah, lalu di sekolah Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) sebanyak 525 sekolah, dan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) sebanyak 241 sekolah.

Sementara di Sekolah Menengah Atas (SMA) ada 170 sekolah, di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) ada 70 sekolah, dan di Sekolah Luar Biasa (SLB) ada sebanyak 13 sekolah.

Pelajar SD menjadi yang paling banyak terkena Covid-19 akibat PTM Terbatas yakni sebanyak 6.908 orang, dan 3.174 guru SD juga positif Covid-19.

"Di tingkat SMP terdapat 2.220 siswa dan 1.502 guru positif Covid-19, PAUD terdapat 953 siswa dan 2.007 positif Covid-19," pungkasnya.

Lalu, 1.915 guru dan 794 siswa SMA positif Covid-19, 609 siswa dan 1.594 guru SMK positif Covid-19, dan 131 siswa dan 112 guru SLB positif Covid-19.

"Kasus penularan itu kira-kira 2,78 persen yang melaporkan," tandasnya

Berita Lainnya

Index