Kuota Jalur Zonasi PPDB SMA Penuh, Ini Solusi Disdik Riau

Kuota Jalur Zonasi PPDB SMA Penuh, Ini Solusi Disdik Riau

CELOTEHRIAU.COM - Hari kedua pendaftaran Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) tingkat SMA/SMK se-Riau dengan sistem zonasi, sedikitnya ada 38 pengaduan yang diterima Dinas Pendidikan (Disdik) Riau hari ini.

Dimana masyarakat rata-rata mengadu soal jalur pindah domisili dan kelebihan kuota jalur zonasi di sekolah yang dituju. Sedangkan hari pertama masyarakat kebanyakan mempertanyaan soal penetapan zonasi. 

"Hari ini ada 23 orang yang datang ke kantor mengadu. Kemudian ada 15 orang yang menyampaikan pengaduan lewat WhatsApp (WA). Rata-rata mereka mempertanyakan soal jalur pindah domisili dan kuota yang penuh," kata Kepala Disdik Riau, Rudyanto, Selasa (2/7/2019). 

Meski begitu, Rudy mengatakan secara umum pangaduan masih terlayani, artinya masyarakat masih bisa menerima penjelasan petugas. Bahkan masyakarat merasa terbantu karena sudah mendapat keterangan atas persoalan yang dihadapi. 

Disamping itu, Rudyanto menyampaikan khusus untuk PPDB SMA jalur domisili ini memang masih ada masyarakat yang bingung bagaimana cara mengurusnya. 

"Kalau persoalan ini sudah dijelaskan petugas kita yang standby di layanan pengaduan. Namun yang perlu diketahui untuk jalur ini kita siap 5 persen. Tapi ini bisa ditampung kalau ada membawa surat pindah dari asalnya. Misalnya dari Bandung pindah ke Pekanbaru, tentu harus ada surat keterangan pindahnya," terangnya. 

Sedangkan terkait soal over kuota di jalur zonasi, Rudy mengakui hal ini terjadi karena lulusan SMP jauh lebih besar dari daya tampung SMA/SMK negeri di Riau. 

"Daya tampung SMA/SMK negeri hanya 40 persen dari lulusan SMP. Artinya ada 60 persen yang tidak bisa ditampung. Bisanya kondisi ini terjadi di sekolah yang penduduknya padat, sehingga daya tampungnya sekolah membludak. Seperti SMAN 1, SMAN 4 dan SMAN 8 Pekanbaru. Tentu nanti ada peserta yang gagal masuk di sana," katanya. 

Namun karena penerimaan PPDB sekarang menggunakan sistem zonasi, terang Rudy, maka solusinya bisa dipindahkan ke zona sekolah terdekat. Misalnya kalau ada sekolah lainnya yang belum terpenuhi daya tampungnya, maka peserta yang gagal itu bisa mengisi kekosongan itu.

"Itu salah satu solusinya. Biasanya berdasarkan data tahun lalu, sekolah daya tampung kurang itu ada di SMAN 6, SMAN 9, SMAN 14, SMAN 16 Pekanbaru. Contoh dia daftar di SMAN 1 Pekanbaru, namun kuota sudah penuh, dia bisa mencari seolah terdekat seperti SMAN 6 atau SMAN 9 Pekanbaru," ujarnya. 

"Tapi tentu ini tidak semua bisa ditampung, karena memang lulusan SMP itu tidak sebanding dengan daya tampung SMA/SMK negeri," tambahnya. 

Karena itu, sebut Rudy, maka ketika ada peserta yang tak lulus, solusi lainnya ini tentu butuh peran sekolah swasta. Karena hadirnya sekolah swasta ini untuk membantu pemerintah. 

Rudy menyatakan, dalam sistem zonasi ini tidak mengenal sistem rangking nilai. Karena yang dirangking itu zonasi terdekat sekolah. 

"Contoh rumah A jarak rumahnya dari sekolah 0,8 kilometer, dan B jarak rumahnya 0,9 kilometer. Maka A yang diutamakan, karena rangking zonasi lebih dekat dengan rumahnya. Dan sistem ini tak bisa dibohongi, karena zonasi rumah akan terlihat dalam sistem," jelasnya. 

Karena itu, dia menegaskan ketika sesuai perangkingan zonasi terdekat ternyata kuota sudah terpenuhi, maka bagi yang sudah mendaftar namun tidak masuk kuota hendaknya segera mendaftar ke sekolah terdekat. Jika semua kuota sudah penuh, maka solusinya ke sekolah swasta yang sebentar lagi membuka pendaftaran. 

Kemudian untuk jalur prestasi ada 15 persen. Jalur ini untuk paserta yang memiliki prestasi tingkat kabupaten, provinsi, nasional dan internasional. 

"Misalanya nilai tertinggi UN SMP di Riau, juara silat internasional. Ini juga ada penilaian prestasi, mana skornya yang lebih tinggi itu masuk memenuhi kuota 15 persen itu," tukasnya sambil menyatakan hasil pendaftaran PPDB SMA/SMK Riau akan diumumkan pada 8 Juli mendatang.

#pendidikan

Index

Berita Lainnya

Index