Terkait Virus Covid-19, Ini Kata Bidang Sport Science KONI Pusat

Terkait Virus Covid-19, Ini Kata Bidang Sport Science KONI Pusat
Wakil Ketua Bidang Sport Science KONI Pusat dr Andi Kurniawan

CELOTEH RIAU.COM--Penyebaran virus Covid-19 atau Corona di Indonesia perlu perhatian khusus. Sampai saat ini sudah 227 orang dinyatakan positif virus Corona dengan jumlah yang sembuh 11 dan 19 meninggal dunia.

Persentase antara korban virus dan kematian di Indonesia sangat besar yakni 8,37 persen. Bahkan angka tersebut lebih besar ketimbang Italia yang berada pada kisaran 7,94 persen, Iran dengan 6,53 persen  dan Cina 3,8 persen.

Angka kematian Indonesia menjadi yang tertinggi di Asia Tenggara meski secara persentase Filipina lebih tinggi dengan 9,4 persen.

Menanggapi kondisi tersebut, seorang dokter olahraga yang juga merupakan Pengurus Sport Science pada Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Pusat  dr. Andi Kurniawan menjelaskan.

Menurutnya, Corona atau Covid-19 adalah virus seperti influenza. Penyebarannya saat ini cukup masif melalui droplet atau cairan tubuh orang terinfeksi. Cairan yang keluar dari pengidap Corona dari batuk dan bersin dapat menyebar bisa melalui udara.

Kata Andi, virus dalam Droplet tersebut biasanya masuk melalui mukosa atau lapisan kulit dalam yang tertutup.

“Ketika seseorang batuk atau bersin, virusnya tersebut ada dalam droplet, kemudian bisa masuk melalui mukosa. Biasanya masuk melalui orang yang sering menyentuh mulut atau hidung atau bibir sehingga mudah terinfeksi virus Corona,"jelas dr. Andi.

Selain itu, dr. Andi pun turut menanggapi peningkatan kasus Corona di Indonesia. Per 18 Maret 2020 pasien positif Corona mencapai 227 orang, padahal seminggu sebelumnya yakni pada tanggal 11 Maret berjumlah 34 orang dan seminggu sebelumnya pada awal Maret cuma  2 orang.

“Di Indonesia sendiri jumlah kasusnya meningkat, bahkan yang meninggal terus bertambah. Padahal sebenarnya infeksi Corona tidak lebih berbahaya dari Flu Burung atau H5N1 pada masa lampau tapi sebenarnya ketika Corona infeksi seseorang yang memiliki daya tahan tubuh atau imunitas rendah maka dapat menyebabkan kematian.”jelasnya.

Kata Andi, mereka yang rentan virus yang disebabkan daya tahan tubuh rendah seperti memiliki penyakit sebelumnya, anak kecil atau lanjut usia.

"Jadi usaha kita di Indonesia agar tidak ikut menyebar virus Corona kepada mereka yang lanjut usia dan anak kecil. Kedua kelompok tersebut dianggap memiliki daya tahan tubuh yang kurang baik," celotehnya.

"Daya tahan tubuh menjadi salah satu yang paling penting dalam mencegah Corona. Sebenarnya virus Corona itu dapat dilawan dengan daya tahan tubuh kita.”

Virus Corona ini kata Andi,  adalah self limited disease jadi dia akan sembuh sendiri dengan daya tahan tubuh. Asupan nutrisi yang baik juga menjadi perhatian dalam pencegahan.

Social Distancing perlu dilakukan terlebih bagi yang daya tahan tubuhnya kurang baik. “Ketika kita merasa tidak enak badan jangan justru pergi ke tempat keramaian.Karena di keramaian ketika kondisi tidak sehat akan tingkatkan penyebaran virus Corona," imbaunya.

Jadi beber Andi, olahraga sangat dianjurkan dilakukan karena dapat tingkatkan imunitas. “Olahraga dengan imunitas itu sangat berkaitan erat, ketika seseorang melakukan olahraga yang teratur, dia memiliki kebugaran yang baik maka imunitasnya akan meningkat.Ketika seseorang jarang berolahraga maka tingkat risiko terinfeksinya akan tinggi sedangkan jika seseorang melakukan olahraga dengan intensitas yang cukup risiko infeksi menjadi rendah. Namun begitu, berolahraga dengan intensitas dan durasi lebih justru juga memiliki tingkat risiko infeksi yang tinggi," jelasnya.

dr. Andi menerangkan tentang intensitas & durasi olahraga yang disarankan di saat ini, “Pada pandemi Corona seperti ini, justru kita harus olahraga dengan intensitas yang cukup dan durasi yang tidak boleh berlebihan cukup 30 menit hingga 1 jam. "Ketika kita olahraga lebih dari 1 jam, Saya rasa risiko infeksinya lebih tinggi karena imunitasnya rendah,".

Olahraga yang paling dianjurkan adalah yang dilakukan di rumah. Namun bukan berarti tidak dapat melakukan olahraga di luar rumah. Menurutnya terdapat beberapa syarat agar olahraga di luar rumah dapat dilakukan. “Kalau mau olahraga outdoor boleh-boleh saja, asalkan daerah olahraga tidak terkena wabah Corona, kondisi badan sedang fit, disarankan olahraga secara individual dengan perhatikan jarak 1,5 – 2 meter," kata  dr. Andi .

Terkait kondisi penyebaran wabah Corona, masker menjadi alat yang sangat dianjurkan dipakai. Meski demikian, dr. Andi tidak rekomendasikan berolahraga menggunakan masker jika sudah penuhi syarat-syarat tersebut. Ketika berolahraga pernafasan meningkat, otot pun membutuhkan oksigen dari udara. “Oksigen itu didapatkan pada saat kita menghirup udara, ketika kita menggunakan masker justru udaranya akan terhambat masuk ke dalam paru-paru kita, jadi cara saya tidak merekomendasikan untuk berolahraga menggunakan masker.”, jelas dr. Andi.


 

#Sport

Index

Berita Lainnya

Index