Ma'ruf Amin: Silaturahmi Online tak Mengurangi Arti IdulFitri

Ma'ruf Amin: Silaturahmi Online tak Mengurangi Arti IdulFitri

CELOTEH RIAU.COM-- Wakil Presiden Indonesia  Ma'ruf Amin mengatakan makna Ramadan dan Hari Raya Idul Fitri 1441 H tidak berkurang meski pemerintah membatasi aktivitas di masjid sebagai buntut penetapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).

Pemerintah juga melarang salat id, takbir keliling, mudik hingga silaturahmi untuk menekan penyebaran pandemi Covid-19 di Indonesia.

"Makna Idul Fitri tentu tidak berkurang sebab Idul Fitri itu hari raya. Fitri itu ada yang mengatakan kembali ke fitrah supaya manusia bersih. Ada juga kita berfitri berbuka setelah satu bulan berpuasa. Jadi ada suatu kegembiraan seperti orang sudah selesai melakukan tugas berat," kata Ma'ruf dalam wawancara di stasiun televisi, Minggu (24/5).

Ma'ruf mengatakan makna Idul Fitri yang tidak berkurang yakni secara substansial, meski masyarakat Indonesia tak bisa menjalankan tradisi silaturahmi dan mudik.

"Tapi kali ini kita tidak bisa lakukan itu karena ada bahaya di sekeliling kita. Oleh karena itu mungkin kita tidak mudik. Jadi kita bersilaturahmi lewat online. Makna tidak berubah, cuma kesemarakan atau bahasa agamanya, syiar-nya, yang berkurang," tutur Ma'ruf.

Ma'ruf menjelaskan memaknai Idul Fitri kali ini adalah merayakan hari raya dalam suasana keprihatinan akibat Covid-19. Ma'ruf mengatakan memang tradisi ibadah tarawih seolah hilang di bulan Ramadan saat ini.

Padahal, menurutnya, jumlah jemaah saat tarawih biasanya membludak jika dibandingkan hari-hari biasa. Masjid maupun masala dipenuhi jemaah dan sering dijadikan sebagai momen silahturahmi warga di lingkungan.

"Jadi memang ada kesenangan sendiri dari suasana itu [tarawih]. Tapi dalam suasana keprihatinan (seperti saat ini), agama Islam bukan agama yang bikin susah, agama mudah," kata Ma'ruf.

Ma'ruf mengatakan agama Islam memudahkan bagi umat yang mengalami kesulitan, termasuk beribadah di tengah pandemi Covid-19 ini sehingga tidak perlu dalam kondisi bahaya.

"Dalam agama itu ada prinsip tidak boleh membahayakan orang sendiri atau orang lain. Kalau kita ikut berkumpul ada kemungkinan kita terpapar, nanti kita memaparkan penyakit ke orang lain. Itu dilarang, maka dihindari," ujar Ma'ruf.

 

Berita Lainnya

Index