Relawan Covid-19 Universitas Riau Semprotkan Disinfektan ke Vihara dan SPS Desa Bantan Timur

Relawan Covid-19 Universitas Riau Semprotkan Disinfektan ke  Vihara dan SPS Desa Bantan Timur

CELOTEHRIAU.COM--Mahasiswa Relawan Covid-19, Kecamatan Bantan Universitas Riau (UR) yang tergabung dalam Satuan Gugus Tugas (Satgas) Covid-19 lakukan penyemprotan disinfektan sekaligus pemantauan kondisi masyarakat di Desa Bantan Timur Kecamatan Bantan Kabupaten Bengkalis. Sabtu (20/06/2020) lalu.

Penyemprotan yang  ditujukan pada tempat ibadah Suku Akit, Vihara Bahagia Maitreya dan sekolah SPS Maryam 

Proses penyemprotan dilakukan pertama di lingkungan Vihara Bahagia Maitreya, yang terletak di Jalan Jendral Sudirman Desa Bantan Timur dan selanjutnya berpindah di lingkungan SPS Maryam di Jalan Nelayan. 

Penyemprotan ini sebagai bentuk kepedulian para relawan yang terdiri dari mahasiswa dan mahasiswi Universitas Riau terhadap pencegahan merebaknya virus Covid-19.

Ketua tim relawan, Rudi menuturkan saat ini Bengkalis sudah dalam masa new normal, namun masih dirasa perlu untuk dilakukannya penyemprotan dan segala macam anjuran berdasarkan protokol kesehatan, mengingat sebelumnya Bengkalis juga termasuk kedalam zona merah dan mengalami penerapan PSBB.

Desa Bantan Timur yang merupakan salah satu desa pemekaran dari Desa Bantan Air ini diketahui memiliki 812 jiwa masyarakat yang merupakan Suku Akit dan beragama Budha, sehingga Vihara yang ada di desa ini menjadi satu-satunya rumah ibadah yang mereka miliki. Selain itu juga terdapat sebuah sekolah untuk anak-anak suku akit yang setara dengan pendidikan anak usia dini atau Paud.

“Satuan PAUD sejenis atau SPS di Desa Bantan Timur yakni SPS Maryam ini punya 35-40 anak didik, kemungkinan akan berkurang karena anak-anak yang akan masuk ke jenjang sekolah dasar, dan sekarang ini proses penerimaan anak didik baru setelah beberapa bulan dliburkan,” ungkap Amat selaku Ketua RW 07 yang ikut  mendampingi para relawan melakukan penyemprotan.

Para relawan mengaku prihatin saat melihat kondisi sekolah yang digunakan oleh anak-anak suku Akit ini, kondisi bangunan yang memiliki tembok terbuka membuat gedung mudah dimasuki air hujan, serta banyaknya atap yang rusak dan bocor. Meski dengan kondisi yang terbatas, anak-anak yang bersekolah di SPS ini tetap senang belajar dan bermain sepanjang hari senin sampai hari jumat disetiap minggunya sebelum libur akibat pandemi. 

#serba serbi

Index

Berita Lainnya

Index