Nadiem: 272 Ribu Pekerja Terjalin Kerjasama Antara SMK dan Industri

Nadiem: 272 Ribu Pekerja Terjalin Kerjasama Antara SMK dan Industri

CELOTEH RIAU--Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Makarim menyebut terhadap 272 ribu kerja sama antara Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dengan industri.

"Dalam setahun ini ada lebih dari 272 ribu kerja sama terjalin antara SMK dan dunia usaha dan industri," kata Nadiem dikutip melalui Youtube Direktorat SMK, Selasa (27/10/2020).


Nadiem mengatakan kerja sama tersebut dilakukan dengan kurang lebih 160 ribu industri dan 87 bidang usaha di penjuru Indonesia.

Kerja sama ini, katanya, membuktikan komitmen Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dalam memastikan relevansi antara dunia pendidikan dan dunia kerja.

"Ini pembuktian bahwa SMK bisa, SMK sudah mulai dirasakan," ujarnya.


Diketahui, pemerintah ingin membangun link and match atau upaya menyesuaikan kebutuhan industri dengan pendidikan vokasi dengan harapan meningkatnya serapan pekerja pada masa mendatang.

Direktur SMK Kemendikbud, Bakrun mengatakan salah satu bidang yang didorong agar menjadi prioritas di SMK adalah pertanian. Menurutnya, terjadi pertumbuhan yang tergolong pesat dalam bidang tersebut.

"Bidang pertanian merupakan salah satu bidang yang memang pertumbuhan ekonominya naik, 16 persen," ujarnya dalam kesempatan yang sama.

Dengan mendorong inovasi di bidang pertanian, sambung Bakrun, secara bersamaan juga bakal meningkatkan pembangunan di pedesaan. Menurutnya, upaya tersebut harus diupayakan SMK.


Namun, Bakrun menyebut pembangunan di desa bukan hanya soal pertanian. Tapi juga bagaimana mengupayakan pembangunan yang merata hingga digitalisasi seperti menciptakan marketplace digital.

"Ada 74 ribu desa yang ada, sedangkan SMK ada 14 ribu. Andaikan satu SMK bisa bersama-sama mendampingi dan bekerja sama dengan desa satu banding lima, ini hal baik. Dari sekitar 5 juta anak SMK dengan sekitar 74 ribu desa. Ini potensi besar," ujarnya.

Sebelumnya Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi Kemendikbud, Wikan Sakarinto menyiapkan lima strategi yang ingin diterapkan dalam kerja sama antara vokasi dan industri. Lima strategi ini dilakukan melalui kerja sama yang dijalin antara keduanya.

Lima strategi tersebut antara lain, kurikulum disusun bersama berbasis Industri, ahli industri wajib dihadirkan mengajar di SMK/Kampus Vokasi, sertifikasi kompetensi bersama, program magang siswa/mahasiswa minimal satu selama semester, dan komitmen penyerapan lulusan.


Wikan juga bakal berupaya mengubah pendekatan pendidikan vokasi melalui kurikulum baru, di mana pembelajaran akan dibuat agar mudah beradaptasi dengan perkembangan industri seiring digitalisasi.

Namun, ia mengaku implementasi kebijakan tersebut mengharuskan perubahan pola pikir pendidik.

 

Berita Lainnya

Index