Jon Erizal Jadi Narasumber Kegiatan BUMN Bertajuk Lokomotif Kebangkitan Ekonomi Nasional

Jon Erizal Jadi Narasumber Kegiatan BUMN Bertajuk Lokomotif Kebangkitan Ekonomi Nasional

PEKANBARU - Anggota Komisi VI Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI Fraksi PAN MPR RI H. Jon Erizal, SE., M.BA membuka sekaligus menjadi narasumber kegiatan Sosialisasi BUMN Lokomotif Kebangkitan Ekonomi Nasional.

Pria yang akrab disapa JE mengatakan untuk membangun ekonomi Indonesia ini, kita memerlukan beberapa sumber. Sumber utama untuk pembiayaan pembangunan adalah pajak yang dikenakan kepada seluruh masyarakat Indonesia, hampir 70 persen pendanaan pembangunan Ekonomi berasal dari pajak. 

Yang kedua, Penerimaan negara bukan pajak (PNBP) yang bersumber dari beberapa hal seperti bea cukai, dari kegiatan-kegiatan yang lain yang bisa menghasilkan penerimaan bukan pajak. Yang ketiga adalah hibah yaitu pemberian bantuan cuma-cuma dari negara luar kepada Indonesia.

Yang keempat adalah deviden dari BUMN. Kalau BUMN kita ini bisa meraih keuntungan besar maka hasil keuntungan yang bisa disumbangkan ke negara menjadi lebih besar sehingga bisa mendongkrak pertumbuhan ekonomi nasional. Deviden inilah yang bisa mendorong kegiatan ekonomi kita kedepan. 

Hal tersebut ia sampaikan kepada masyarakat Kecamatan Pekanbaru Kota, lima Puluh, Payung Sekaki dan Sukajadi Kota Pekanbaru Provinsi Riau Riau dalam kegiatan sosialisasi “BUMN Sebagai Lokomotif Kebangkitan Ekonomi Nasional”. 

Ketua Fraksi PAN MPR RI itu juga menjelaskan ada beberapa langkah-langkah BUMN yang sebelumnya banyak sekali, BUMN rugi dan sekarang sudah mulai bergerak mendapat keuntungan. Diantaranya kita lihat ada aksi-aksi korporasi yang disebut strategi dari perusahaan-perusahaan BUMN ini yang mendapat respon positif dari kegiatan ekonomi, misalnya margernya BRI dengan Pegadaian dan PNM. Hasil merger ini menghasilkan sumber dana yang luar biasa. Kemaren terkumpul sumber dana dari masyarakat, dari publik sekitar Rp96 T, dimana Rp40 T merupakan uang cash. Ini bisa menggerakkan kegiatan ekonomi, dan bisa menggerakkan tujuan utama konsolidasi atau penggabungan antara BRI, Pegadaian dan PMN itu adalah untuk menyalurkan bantuan kredit murah kepada ekonomi ultra mikro. 

“Jadi sektor-sektor ultra mikro itu mendapat prioritas dari penggabungan ketiga perusahaan BUMN ini. Saya terus mendorong agar bunga-bunga yang dibebankan kepada usaha-usaha kredit mikro ini jangan terlalu memberatkan, mungkin kalau bisa dibawah 5 persen. Bahkan kalau bisa mendekati 0 persen” ucapnya.  

Kemudian ia menambahkan ada juga perusahaan misalkan PTPN sudah digabungkan juga, ada holding namanya, induk perusahaannya. Itu juga periode yang lalu rugi hampir Rp 2 T sekarang untung hampir Rp 3 T. jadi, mulai nih ada pergerakan-pergerakan dari aksi-aksi korporasi dibawah kepeminpinan Menteri yang sekarang ini nampak juga pergerakannya kearah perbaikan. 

“Kita berharap nanti dari keuntungan BUMN inilah dapat penerimaan negara ditingkatkan, karena ada bagian dari keuntungan itu akan ada nanti porsinya dimasukkan sebagai deviden untuk membantu pembangunan nasional. Sehingga jika pendapatan pajak bisa meningkat, pendapatan negara bukan pajak bisa meningkat dan devidennya juga bisa meningkat, tentu anggaran belanja kita bisa besar. Kalau anggaran belanja yang kita sebut APBN itu besar, maka dana yang ditransfer ke daerah kita juga besar. Kalau dana di provinsi dan kabupaten kita juga besar sehingga alokasi untuk pembangunan baik ekonomi, infrastruktur juga semakin besar,” jelasnya. 

Ada juga penggabungan beberapa perusahaan yang tujuannya untuk efisiensi supaya tidak terlalu banyak direksi dan supaya biaya operasionalnya bisa disatukan sehingga kita bisa menghemat biaya yang dikeluarkan.

“Nah, Dengan menghemat dan usahanya terintegrasi tentu diharapkan keuntungan perusahaan juga meningkat. Kalau itu meningkat maka bagian negara dari keuntungan tersebut juga akan lebih besar sehingga akan memberikan kontribusi yang maksimal terhadap penerimaan negara untuk pembangunan nasional. Jadi banyak sekali strategi-strategi yang dilakukan BUMN. ini bisa mencari solusi-solusi agar BUMN yang sedang sehat ini bisa dipacu untuk lebih sehat, sedangkan ada BUMN yang sebagian sakit bisa disembuhkan”. ucapnya. 

Kita melihat BUMN juga sudah menjemput bola atas usaha yang mereka lakukan. Tidak menunggu saja di kantor, karena sekarang mereka harus dekat dengan stakeholder atau pemangku kepentingan lainnya baik pemerintah, masyarakat, transportasi sehingga mereka bisa meningkatkan kinerja yang ada pada masing-masing BUMN tersebut. Makanya betapa pentingnya peran BUMN yang kita harapkan betul-betul bisa menjadi lokomotif atau pendorong utama terhadap ekonomi nasional akibat pandemi Covid-19.

Oleh karena itu, kita juga terus melihat dan memantau bagaimana kebijakan ini terus berjalan agar betul-betul dapat dirasakan oleh masyarakat. Kita tidak mau BUMN itu menjadi sakit, yang sakit kita akan diupayakan disembuhkan supaya produktif dan supaya berkontribusi. Disisi lain berkat upaya dari pemerintah kita, baik presiden maupun kementerian BUMN, lapangan yang tadinya dimiliki oleh Chevron, itu sudah sepenuhnya dikelola oleh Pertamina milik BUMN yang kepemilikannya adalah Negara Republik Indonesia, yaitu Pertamina Hulu Rokan. 

Kita mendorong supaya mereka dalam aktivitas kesehariannya itu tetap melibatkan masyarakat tempatan. Kalau ada usaha-usaha yang bisa dilakukan oleh masyarakat tempatan, itu perlu diprioritaskan, dan mereka prinsipnya setuju. Misalnya catering atau hal-hal yang tidak terlalu berat administrasinya. Itu yang saya perjuangkan, dan insyaAllah bagi kita yang ada di Riau, manfaatkanlah kesempatan ini dengan sebesar-besarnya dan persiapkan diri.

Di akhir materi Jon menyampaikan agar masyarakat tetap menjaga protokol kesehatan dan mengikuti program vaksinasi nasional dalam rangka pemulihan kesehatan dan ekonomi Nasional. 

Selanjutnya pemateri kedua penyampaian materi oleh Tri Wahono, S.Ikom beliau menyampaikan tentang BUMN sebagai penopang sepertiga perekonomian nasional, harus mampu bersaing secara global, tidak boleh menjadi beban bagi negara, peran BUMN semakin besar ketika pandemi Covid-19. Pasalnya, APBN tengah mengalami defisit sehingga BUMN perlu membantu pemerintah mendapatkan alternatif pemasukan. beliau juga menyampaikan “Saat ini masih banyak BUMN yang bergulat dengan dirinya sendiri sehingga masih membutuhkan bantuan pemerintah, baik dalam bentuk penyertaan modal negara sampai bantuan kebijakan.   

Kegiatan Sosialisasi ini bertujuan untuk Mengedukasi masyarakat mengenai program BUMN dalam memimpin program Penanganan Ekonomi Nasional Menumbuhkan Kembali kepercayaan para pelaku bisnis dan ekonomi bahwa pemerintah serius dalam pemulihan ekonom dan Sosialisasi ini sebagai bagian dari senjata utama program percepatan perputaran roda ekonomi sampai ke daerah-daerah terpencil serta  wujud nyata sinergi dan kolaborasi BUMN sebagai kepanjangan tangan pemerintah dengan berbagai Lembaga baik pemerintah pusat, daerah dan swasta.

Berita Lainnya

Index