Oleh: YUDI WALDI
PERTEMUAN PSPS Pekanbaru kontra Deltras FC merupakan pertemuan klasik dua tim kontestan Indonesia Super League 2011/2012.
Saat itu Deltras yang dikomandoi Blitz Tarigan dan PSPS Pekanbaru diracik Mundari Karya merupakan tim peserta kompetisi tertinggi di Tanah Air bernama Indonesia Super League.
Pada musim itu Sriwijaya FC menjadi juara sementara PSPS Pekanbaru finis di peringkat ke 13 dari 18 tim dan Deltras Sidoarjo harus menelan pil pahit degradasi bersama PSMS Medan dan PSAP Sigli.
Namun, fakta menariknya pada musim kompetisi 2011/2012 PSPS tak berhasil mengalahkan "The Lobster " julukan Deltras. Baik dikandang maupun tandang PSPS menyerah dengan skor tipis 1-0.
Apalagi rekor pertemuan kedua tim saat masih berlaga di kasta tertinggi Indonesian Super League 2011/2012 , Askar Bertuah PSPS dua kali dipecundangi The Lobster julukan Deltras FC. Yakni pada 5 Desember 2011 PSPS Pekanbaru kalah 0-1 dari Deltras dan kemudian saat bertandang ke Stadion Gelora Delta Sidoarjo pada 11 Juli 2012 di Indonesia Super League. PSPS juga kalah dengan skor 1-0 Gol itu pun terbilang unik karena baik saat laga tandang maupun kandang semuanya di cetak M Fakhrudin.

Nah, setelah itu praktis kedua tim tidak pernah berdua. Setelah 13 tahun akhirnya kembali bentrok, momentnya berbeda, kali ini dibabak 8 besar grup X Liga 2 yang merupakan fase menuju promosi ke kompetisi kasta tertinggi Liga 1 Indonesia.
Untuk diketahui pada laga di kandang PSPS pada 5 Desember 2011 bermain di Stadion Sport Center Kuantan Singingi. Pelatih Mundari Karya saat itu memakai formasi 4-4-2 menurunkan starter sebagai berikut. Faizal Mubaraq sebagai penjaga gawang kemudian 4 pemain belakang Park Chul Hyung, Agus Cima, Ambrizal dan Daniel Junaidi. Sementara empat tengah diisi April Hadi, Ade Suhendra, Ali Kaddafi dan Patrice Nzékou. Lalu Herman Dzumafo dan Muhammad Isnaini menjadi ujung tombak kembar.
Dan Deltras FC yang saat itu diasuh Blitz Tarigan, menurunkan komposisi pemain yang tak kalah mentereng. Ada nama Wawan Hendrawan disektor penjaga gawang, kemudian kwartet kini belakang, Waluyo, Dadic, Yudhi dan Fakhrudin. Sementara kreator lini tengah ada nama Wahyudi, Shin Hyuk Joo, Auriqto. Mereka ditopang trisula maut penyerang timnas Budi Sudarsono, Brizuela dan Yusuf.
Lalu saat putaran kedua yang berlangsung di Stadion Gelora Delta Sidoarjo, pelatih Blitz Tarigan banyak melakukan perubahan komposisi pemain. Di sektor penjaga gawang ada nama mantan kiper Persik Kediri Wahyudi. Lalu pemain belakamh masih dijawab Fakhrudin, Waluyo, Anang Zuanto dan Beni Wahyudi. Di lini tengah ada nama Mashuda Putra, Muhammadan dan Minny. Sementara urusan mencetak gol selain Budi Sudarsono ada nama legiun asing haus gol asal Liberia Jhon Koko Lomell
Sementara Askar Bertuah melakukan beberapa rotasi . Penjaga gawang dipercayakan pada France Hariyanto, empat pemain belakang ada nama Dedi Gusmawan, Ambrizal, Cima dan Michael Orah. Lalu ditengah ada Ade Suhendra, Ali Khadafi, Joo Ki Hwan. Sementara trio ujung tombak ada nama April Hadi di plang kiri, Zainal Ariel di sayap kanan dan depan Muhammad Isnaini.
Bagaimana akhir cerita memori 13 tahun ini. Siapa pemenangnya dan siapa pecundangnya. Mari kita tunggu hasilnya 31 Januari 2025 mendatang. (***)