Potret Keluarga Miskin yang tak Pernah Terima Bantuan Pemerintah

Potret Keluarga Miskin yang tak Pernah Terima Bantuan Pemerintah
Rinto dan keluarga mengapresiasi rumah peduli Labuhanbatu yang mendata serta memberikan bantuan kepadanya saat menyambangi kediaman mereka beberapa waktu lalu.(celotehriau.com/NG)

CELOTEH RIAU.COM (LABUHANBATU) - Keluarga kecil ini tinggal di gubuk peninggalan  orangtuanya. Keseharian mereka sekeluarga memulung dari tempat tinggalnya di Lingkungan Aek Riung, Kelurahan Perdamaian, Kecamatan Rantau Selatan hingga ke sejumlah wilayah di Kota Rantau Prapat, Kabupaten Labuhanbatu. 

Tak ada harta berharga di rumahnya kecuali hewan ternak milik orang lain yang mereka rawat dengan perjanjian kelak ternak itu melahirkan maka anakan dibagi oleh pemiliknya. Mirisnya, dia anak dari pasangan Rinto Banjar Nahor Marbun dan Rosmala Simatupang, yakni Jossy Parmana Banjar Nahor Marbun dan Juan Paskual Manuella Banjar Nahor Marbun harus melan pil pahit karena terbentur tunggakan biaya sekolah.

Jossy tak mendapatkan hasil raport dari SMK Yapim Rantau Selatan sebab menunggak uang sekolah Rp380 ribu. Sedangkan sang adik Juan juga belum membayar seragam olahraga di SMPN  2 Rantau  Selatan. Masalah tak berhenti sampai disitu. Keluarga miskin inipun tak pernah mendapat bantuan dari pemerintah setempat atau pemerintah pusat, seperti KIS dan PKH serta lainnya. 

Jika sakit, mereka hanya mengandalkan obat warung itupun jika memiliki uang. Apabila tak memiliki uang sama sekali untuk beli obat. Rasa sakit terpaksa ditahan sampai sembuh dengan sendirinya meski rutinitas memulung tetap berlanjut. "Saya menjadi warga di kelurahan ini sejak tahun 2003. Belum pernah sekalipun mendapat bantuan dari pemerintah," sebut Rinto Banjar Nahor Marbun dan istri, Rosmala Simatupang, Rabu (24/12/2019). 

Keluarga kecil ini tinggal di seputaran PT Hocklie Sigambal. Keseharian mereka semuanya memulung termasuk Juan, anak keduanya dan sang abang. "Tidak cuma mulung. Semua saya kerjakan sepanjang bisa mencukupi kebutuhan keluarga. Terkadang saya merasa berdosa kepada anak dan istri karena mereka terpaksa harus ikut banting tulang memulung," lirih Rinto dengan mata berkaca-kaca. 

Rinto hanya berharap kiranya pemerintah berlaku adil agar beban hidupnya sedikit ringan. "Yang lain pada dapat bantuan KIS, PKH, beras. Kami sekalipun belum pernah. Mohonlah kami didata supaya kami bisa mendapatkan manfaat bantuan itu. Jangankan buat urus dan bayar iuran BPJS, buat makan saja saya harus dibantu anak kami memulung," ucapnya. 

#Sumatera Utara

Index

Berita Lainnya

Index