Kami Disini, Kamu Kapan?

Kami Disini, Kamu Kapan?
Demi biayai ibunya , pemuda tegar ini harus berjuang di jalanan.(celotehriau.com)

CELOTEHRIAU.COM--Pemuda tegar ini terpaksa memilih risegn dari pekerjaannya sebagai pelayan sebuah cafe di Kota Rantau Prapat beberapa bulan lalu. Pilihan itu memaksanya sebab ia harus mengurus ibunya yang tengah diuji kesehatannya (stroke) oleh Allah. 

Tiap hari, mulai pukul 11.00 WIB hingga pukul 04.00 WIB, ia harus banting tulang demi lembaran recehan. Hujan deras sekalipun, baik siang maupun malam, pemuda ini tak pernah menyerah yang penting dapur bisa ngebul lewat usaha gerai jual beli paket data internet yang ia patenkan menjadi "Berkah Cell" di Jalan WR Supratman, depan Kantor Dinas Peternakan Labuhanbatu. 

Sebab, dia tulang punggung keluarga walaupun anak semata wayang. Bedanya, Allah menempah pemuda ini terbiasa dalam jerat ekonomi lemah, ditambah lagi derita kesehatan ibunya. Sedangkan ayahnya hanya seorang sopir truk angkutan tanah timbun di salah satu proyek pemerintah. 

Jika musim penghujan seperti sekarang ini, ayahnya lebih banyak di rumah sebab truk tidak bisa membawa angkutan akibat kondisi cuaca dan alam. Kalaupun musim panas, seharinya penghasilan ayah ini tidak lebih dari Rp70 ribu. Sementara, tuntutan ekonomi semakin tinggi. 

Risegn dari pekerjaannya, pemuda luar biasa itu memanfaatkan sisa gajinya untuk membuka usaha kecil-kecilan. Di Berkah Cell-lah ia tuangkan suka dan dukanya saban hari sambil menunggu calon pelanggan. 

"Kalau lagi ramai bisa dapat Rp50 ribu. Kalau sepi paling Rp30 ribu. Mau tidak mau ya terpaksa buka sampai subuh, yang penting bisa buat bantu keluarga," ucap Agungsetiawan pemilik Berkah Cell mengawali perbincangan, Senin (27/1/2020) malam. 

Saban hari, Agungsetiawan harus mondar-mandir dari gerainya ke kontrakan ibunya di Jalan Paindoan, Kelurahan Rantau Prapat, Kecamatan Rantau Utara. Hal itu terpaksa ia lakukan sebab harus membagi waktu antara tugas rumah, cuci piring, baju, masak dan bersih-bersih rumah mana kala ayahnya nyopir.

"Selain pelanggan yang datang, saya juga melayani delivery. Kemana saja saya antar jika ada pelanggan yang butuh paket data internet. Biar hujan sekalipun yang penting bagi saya dagangan terjual. Sebab kami memang membutuhkan uang buat biaya hidup," lirih pemuda yang tak kenal, rokok, miras dan sebagainya ini. 

Meski tertempah hidup dalam himpitan ekonomi lemah, Agungsetiawan tak sekalipun meninggalkan salat lima waktu dan mengaji. Benar-benar pemuda yang luar biasa. "Seburuk buruknya orang lain, aku lebih buruk darinya. Dan, sebaik-baiknya aku, orang lain lebih baik dariku," wejangan yang 
tulus bagi kita yang masih menganggap Allah tidak adil. 

Siapa pun kita, yang membaca kisah pemuda tegar ini, mari bantu dia dengan belanja paket data internet padanya. Sebab, dari pesanan kitalah Agungsetiawan bisa menghidupi keluarganya. Bagimu yang belum sempat singgah ke gerainya, monggo hubungi nomor kontak Agungsetiawan di: 0813-9693-2959 (WhatsApp) dan telepon.

#Sumatera Utara

Index

Berita Lainnya

Index