CELOTEHRIAU.COM--Dinas Pertanian dan Perikanan (Distankan) Kota Pekanbaru terus berupaya mendorong produktivitas kelompok tani, dalam upaya pemulihan perekonomian masyarakat pasca Covid-19.
Hal itu seiring dengan arahan Wali Kota Pekanbaru Dr H Firdaus ST MT kepada Distankan Pekanbaru dalam kesiapan daerah menuju new normal life dan membangkitkan kembali perekonomian masyarakat.
Kepala Distankan Kota Pekanbaru H Syahmanar S Umar, didampingi Sekretaris M Firdaus menyebut, pihaknya akan berupaya merubah Kota Pekanbaru sebagai kota penghasil pangan sehingga tidak bergantung kepada daerah pemasok untuk ketersediaan dan memenuhi kebutuhan pangan.
Dengan memberdayakan para kelompok tani dan pembinaan dari Distankan, pihaknya akan menggagas pelaksanaan aksi masyarakat pertanian dan perikanan produktif bebas Covid-19 dalam masa Perilaku Hidup Baru (PHB).
Salah satu upaya yang akan dilakukan dengan memanfaatkan lahan yang saat ini banyak terbengkalai oleh pemilik nya untuk dijadikan lahan pertanian.
"Kami sudah membicarakan rancangan peraturan daerah terkait pemanfaatan lahan yang tak terpakai untuk dijadikan lahan pertanian. Jadi, banyak sekarang lahan kosong yang tak terpakai, kita mediasi dengan pemilik tanah, kita buat perjanjian dan akan dimanfaatkan oleh petani binaan kita untuk produktivitas mereka," ujar Syahmanar, Jumat (19/6/2020).
Ia katakan, akan ada Peraturan Wali Kota (Perwako) yang mengatur terkait pemanfaatan lahan tersebut. Sehingga pemilik tidak perlu khawatir lahan mereka digunakan oleh para petani karena diketahui oleh Pemerintah Kota Pekanbaru.
"Nanti perjanjian nya seperti apa, apakah ada bagi hasil dengan pemilik, tergantung kesepakatan bersama. Karena ada perjanjian dan ketahui Pemko Pekanbaru," jelasnya.
Kondisi itu tentunya dapat membantu para kelompok tani dalam produktivitas usah tani mereka karena ketersediaan lahan. Pemko berupaya untuk mengoptimalkan pemanfaatan lahan yang saat ini terbengkalai yang ditinggal pemilik.
Menurutnya, salah satu kendala saat ini adalah keterbatasan lahan tani dalam produktivitas ketersediaan pangan lokal.
Pada umumnya kelompok tani saat ini hanya menumpang bertani pada lahan seseorang.
Dengan adanya Perwako tersebut, ketersediaan lahan tentu semakin banyak sehingga kelompok tani dapat memanfaatkan sesuai dengan kompetensi mereka, apakah digunakan untuk pertanian, peternakan, atau budi daya perikanan.
"Kami juga akan melakukan pendekatan dengan pihak swasta untuk mencari dana CSR dalam memfasilitasi para kelompok tani tersebut," terangnya.
Dibawah binaan Distankan Pekanbaru sendiri sudah ada 309 kelompok tani dibidang pertanian dan holtikultural, 119 kelompok di bidang perikanan, 43 kelompok dibidang peternakan, dan 5 kelompok dibidang perkebunan.
Pihaknya juga akan berupaya merangkul dan membina para kelompok tani yang sudah vakum akibat krisis ekonomi dalam masa Covid-19 kemarin, agar produktif kembali dalam upaya pemulihan ekonomi masyarakat pasca Covid-19.