Ahli Soal Mutasi Covid-19 Baru di Inggris: Vaksin Bukan Kunci

Ahli Soal Mutasi Covid-19 Baru di Inggris: Vaksin Bukan Kunci

CELOTEH RIAU--Epidemiolog asal Universitas Griffith, Dicky Budiman menyatakan mutasi virus corona SARS-CoV-2 merupakan hal yang harus dicermati. Dicky menilai kondisi itu bisa mempengaruhi penanggulangan pandemi. Termasuk mutasi baru Covid-19 yang belakangan muncul di Inggris. 

"Adanya mutasi dalam situasi wabah virus ini adalah situasi yang lazim. Namun juga harus dicermati," ujar Dicky, Rabu (16/12).

Dicky menuturkan mutasi virus corona membuktikan bahwa kehadiran vaksin bukan menjadi jaminan atau kunci pandemi Covid-19 selesai. Dia melihat virus corona SARS-CoV-2 seperti virus influenza yang vaksinnya terus diperbarui karena terus mengalami mutasi.

Terkait dengan kondisi itu, Dicky mengingatkan semua pihak menganut skenario terburuk. Misalnya, dia menyebut pelaksanaaan strategi dasar 3M dan 3T harus terus dilakukan hingga keluar dari pandemi.


Lebih lanjut, Dicky memperoleh informasi bahwa mutasi virus corona SARS-CoV-2 di Inggris masih terus diidentifikasi oleh Badan Kesehatan Dunia. Selain itu, dia juga menyebut ada kasus lain yang juga harus menjadi perhatian serius, yakni penularan virus corona SARS-CoV-2 antar hewan.

"Itu adalah satu indikator yang sangat serius. Karena kita tidak cukup hanya membuat vaksin bagi manusia. Tapi kita juga membuat vaksinasi pada hewan," ujarnya.

Dicky menambahkan pandemi Covid-19 masih akan berlangsung lama. Dia meminta semua pihak tidak mengabaikan 3M dan 3T. Dia juga berkata vaksin adalah bagian dari salah satu solusi mengatasi pandemi.

Lebih dari itu, dia mengingatkan mutasi virus corona SARS-CoV-2 yang mengalami mutasi bisa masuk ke Indonesia. Oleh karena itu, kehati-hatian sangat diperlukan.


Misalnya, lanjut dia menerapkan 3M dan 3T. Kemudian menjaga perbatasan hingga membaca informasi dari ahli dan media yang bisa dipercaya.

"Panik berlebih juga tidak boleh. Kita waspada bukan berarti panik," ujar Dicky.

Sebelumnya, pemerintah Inggris melaporkan kembali menerapkan lockdown di Ibu Kota London dan sekitarnya, akibat penemuan varian baru virus corona yang memicu lonjakan tajam kasus Covid-19. Mutasi baru itu disebut tak mempan dengan vaksin Covid-19.

Kemunculan jenis baru virus corona membuat London berencana untuk memberlakukan lockdown dengan menutup semua sekolah dan perguruan tinggi. Aktivitas belajar diminta beralih ke sistem daring karena lonjakan kasus baru.

 

Berita Lainnya

Index