Israel Bombardir Sekolah Tempat Ribuan Mengungsi

Israel Bombardir Sekolah Tempat Ribuan Mengungsi
Warga Palestina menghibur pria yang menangis setelah kehilangan kerabatnya akibat serangan udara Israel di Kota Gaza, Sabtu, 4 November 2023. | AP Photo/Abed Khaled

CELOTEHRIAU - Setelah mengebom konvoi ambulans pada Jumat (2/11/2023), Israel melanjutkan genosidanya di Gaza dengan mengebom sebuah sekolah tempat ribuan mengungsi di utara Gaza. Sedikitnya 15 warga Gaza syahid akibat rudal Israel di sekolah itu.

Warga Palestina melaporkan serangan udara Israel yang mematikan terhadap sebuah sekolah milik PBB di Gaza utara yang berfungsi sebagai tempat perlindungan pada Sabtu. Saksi mata Palestina mengatakan Israel menyerang sekolah Al-Fakhoura di Jabalia, tempat ribuan pengungsi tinggal di pagi hari.

Setidaknya 15 orang tewas dan puluhan lainnya luka-luka, kata pejabat Kementerian Kesehatan Gaza Mohammad Abu Selmeyah. Rekaman Reuters setelah kejadian tersebut menunjukkan perabotan rusak dan barang-barang lainnya tergeletak di tanah, bercak darah tumpah di tanah dan makanan, serta orang-orang menangis.

“Saya berdiri di sini ketika tiga pemboman terjadi, saya membawa satu jenazah dan satu lagi jenazah yang tak utuh dengan tangan saya sendiri,” kata seorang anak laki-laki dalam video yang diperoleh Reuters sambil menangis putus asa. "Allah akan membalas dendamku."

Di dekatnya, seorang warga menghibur seorang wanita yang terkejut. "Sejak kapan menyerang tempat perlindungan menjadi hal yang biasa? Ini sangat tidak adil," seorang pria bertanya dengan marah.

Juliette Touma, direktur komunikasi badan pengungsi Palestina PBB (UNRWA), mengiyakan kepada Reuters bahwa sekolah yang dikelola PBB, yang terletak di wilayah Kota Gaza, telah terkena serangan. Dia mengatakan ada anak-anak di antara korban jiwa, namun UNRWA belum dapat memverifikasi jumlah pasti korban tewas.

"Setidaknya satu serangan terjadi di halaman sekolah di mana terdapat tenda-tenda untuk keluarga pengungsi. Serangan lainnya terjadi di dalam sekolah di mana para perempuan sedang membuat roti," kata Touma melalui telepon.

Serangkaian serangan udara yang dilaporkan selama seminggu terakhir telah menghancurkan beberapa bagian kamp pengungsi Jabalia, yang terbesar dari beberapa pemukiman pengungsi di Gaza. Serangan-serangan itu menewaskan sedikitnya 195 orang.

Kementerian Kesehatan di Gaza juga mengatakan serangan rudal Israel lainnya menewaskan dua wanita di depan pintu Rumah Sakit Anak Nasser. Beberapa orang lagi terluka. Militer Israel belum memberikan komentar mengenai insiden tersebut.

Agresi Israel terhadap rakyat Palestina di Gaza dan Tepi Barat, sejauh ini telah merenggut nyawa 9.572 orang, dan melukai lebih dari 26.000 orang.

Kementerian Kesehatan Palestina mengatakan bahwa jumlah kematian di Jalur Gaza telah mencapai 9.425 orang, sementara jumlah korban tewas di Tepi Barat juga melonjak menjadi 147 orang. Selain itu, kata kementerian itu, 25.000 warga Palestina terluka di Gaza, dan hampir 2.200 orang terluka. lainnya di Tepi Barat.

Pada 29 Oktober, kata kementerian tersebut, dilaporkan bahwa sekitar 1.950 warga Palestina, termasuk setidaknya 1.050 anak-anak, hilang. Mereka mungkin terjebak atau gugur di bawah reruntuhan, menunggu penyelamatan.

Dari 35 rumah sakit di Gaza, 16 rumah sakit saat ini tidak berfungsi karena pemboman Israel dan menipisnya cadangan bahan bakar. Kekurangan bahan bakar membuat dokter tidak punya pilihan selain melakukan operasi tanpa anestesi yang tepat, termasuk mereka yang terluka dalam serangan udara dan wanita yang menjalani operasi caesar.

Sejak 7 Oktober, pihak berwenang Israel telah melarang pasien di Gaza meninggalkan wilayah tersebut untuk mencari perawatan di rumah sakit di Yerusalem dan di wilayah yang diduduki pada 1948, termasuk sekitar 2.000 pasien yang menderita kanker.

Takut pindah

Pasukan darat Israel mengepung Kota Gaza pada Kamis setelah meningkatkan pengeboman yang dikatakan bertujuan untuk memusnahkan Hamas. Mereka berdalih hal itu sebagai balasan setelah pejuang Hamas melancarkan serangan pada 7 Okrober lalu. Pihak Israel mengeklaim 1.400 orang tewas dalam serangan Hamas.

Sedangkan 240 dibawa dan disandera di Jalur Gaza. Hamas menyatakan, setidaknya 50 dari sandera-sandera itu meninggal akibat serangan Israel ke Gaza. Hamas menyatakan telah menawarkan pembebasan para sandera yang merupakan warga sipil namun tak ditanggapi Israel.

Israel bulan lalu memerintahkan semua warga sipil untuk meninggalkan bagian utara Jalur Gaza, termasuk Kota Gaza di mana dikatakan militan Hamas bersembunyi di terowongan, dan menuju ke selatan daerah kantong tersebut.

Sementara itu, Israel terus melakukan pengeboman di seluruh daerah kantong tersebut, dengan mengatakan bahwa para militan bersembunyi di antara warga sipil. Hingga saat ini, ratusan ribu orang tetap tinggal di wilayah utara. Mereka mengatakan bahwa mereka sekarang merasa terjebak.

Beberapa warga mengatakan kepada Reuters bahwa mereka terlalu takut untuk menggunakan jalan tersebut karena pasukan Israel dan banyak yang memasang peringatan di media sosial bahwa tank-tank Israel ditempatkan di jalan tersebut.

Berita Lainnya

Index