JAKARTA - Generasi Z, yakni kaum muda kelahiran 1990-an akhir hingga awal 2010-an, kerap dilabeli sebagai generasi yang tidak tahan banting. Sedikit-sedikit mengeluh, termasuk di lingkungan tempat kerja.
Praktisi kesehatan mental Prof dr Siswanto Agus Wilopo, SU, M.Sc, Sc.D mengatakan anggapan tersebut ada benarnya.
Faktanya, kondisi ini memang banyak dikeluhkan oleh generasi yang lebih senior.
"Pengalaman para pengusaha yang baru saja meng-hire anak-anak muda, itu lebih rentan lebih mudah give up, lebih mudah pindah," kata Prof Siswanto, yang juga guru besar Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan, Universitas Gadjah Mada (FKKMK UGM).
Meski demikian, Prof Siswanto menekankan bahwa kesehatan mental sama pentingnya dengan kesehatan fisik.
Kenyataannya dalam keseharian, kesehatan mental kerap lebih jarang mendapat perhatian, dan bahkan cenderung disembunyikan.
"Harus dipahami definisi sehat itu sendiri. Sehat itu bukan hanya sehat fisik, tetapi juga mental dan sosial," jelas Prof Siswanto.
Untuk anak-anak muda yang rentan menghadapi masalah mental, Prof Siswanto menyarankan untuk jeli mengidentifikasi faktor-faktor risiko yang membuat kesehatan mental anak muda gampang terganggu.
Di samping itu, penting juga mengidentifikasi faktor-faktor yang dapat memproteksi kaum muda dari risiko tersebut.
"Protektif misalnya peran orang tua, peran teman baik, untuk ikut memikirkan dan memecahkan masalah," tandasnya.