Rumah Pengasingan Tempat Perjuangan dan Kisah Cinta Si Penyambung Lidah Rakyat Di Bumi Raflesia

Rumah Pengasingan Tempat Perjuangan dan Kisah Cinta Si Penyambung Lidah Rakyat Di Bumi Raflesia

BUMI RAFLESIA adalah nama julukan Provinsi Bengkulu.Di kota yang terkenal dengan bunga Raflesia Arnoldi dan bunga bangkai ini merupakan tempat sejarah kehidupan dan asmara presiden pertama Republik Indonesia Ir Soekarno.

Ya, pasca diasingkan di Pulau Ende Nusa Tenggara Timur, "Si Penyambung Lidah Rakyat"  ini harus menjalani pengasingan bersama Inggit istrinya di Bumi Raflesia Bengkulu selama empat tahun. 

Waktu yang singkat di  Kota pengasingan ini Bung Karno  menjadi cerita baru.Ia merajut kisah cinta dan mempersunting  Fatmawati  dara Bengkulu keturunan  Kesultanan Indrapura, Pesisir Selatan Sumatera Barat.

Dari Fatmawati sang istri ke 3 Bung Karno inilah lahir Guntur Soekarnoputra, Megawati Soekarnoputri, Rachmawati Soekarnoputri, Sukmawati Soekarnoputri dan Guruh Soekarno.

Nama ibu negara ke tiga Republik Indonesia ini juga tercatat  menjadi  penjahit bendera Pusaka Sang Merah Putih yang melegenda . Nama Fatmawati putri dari Hasan Din dan Siti ini pun diabadikan menjadi nama jalan dan nama Bandara Udara di Provinsi Bengkulu.

Ya, dalam pengasingannya Provinsi Bengkulu1938-1942,  setelah Pulau Ende menjadi babak baru perjuangan Bung Karno.

Kini jejak sejarah dan kisah cinta sang Proklamator RI itu masih berdiri kokoh, Rumah Pengasingan Bung Karno di Jalan Soekarno-Hata dan Rumah Fatmawati di Jalan Fatmawati di Kawasan Simpang Lima Bengkulu.

Dua tempat ini selalu ramai dikunjungi wisatawan yang datang ke Bumi Raflesia.

Ya, Rumah Pengasingan Bung Karno berdiri di atas tanah seluas 4 hektare. Bangunan utama hanya 9 X 18,5 meter. Sebagian bahan bangunan sudah direnovasi sesuai bentuk asli.

Menaiki tangga yang pengunjung langsung mendapati teras menuju pintu utama ruang tamu di depan dan pintu ke kamar kerja di kanan.

Di ruang tamu terdapat satu set kursi kayu berdudukan dan bersandaran rotan. Kursi ini pernah digunakan Soekarno ketika mendiami rumah ini. 

Di sampingnya kanannya  ada sebuah sepeda ontel tua di dalam lemari kaca. Itu adalah sepeda yang biasa digunakan Soekarno bepergian di Bengkulu. Dengan sepeda ini pula terlihat di sebuah foto ia membonceng Fatmawati.

Di ruang kerja berbentuk oval di bagian depan, pengunjung  akan disambut sebuah meja kerja dan kursi replika. Dua lemari berisi lebih 200 buku tua peninggalan Bung Karno. Di dinding terpajang gambar desain dan foto Masjid Jamik dan dua rumah warga karya Soekarno di Bengkulu.

Di belakang kamar kerja terhubung sebuah pintu dengan kamar utama. Terdapat sebuah ranjang Soekarno dan Inggit. Dua buah lemari berisi pakaian bekas pemain sandiwara “Monte Carlo”. Juga sebuah meja hias hasil desain Bung Karno.

Di dinding terpajang beberapa foto, paling menarik adalah foto anggota “Monte Carlo” selesai pementasan. Fatmawati sebagai gadis remaja yang menarik terlihat di sana berbaju hitam bersama keluarga Soekarno. Foto lainnya adalah surat-surat cinta Soekarno kepada Fatmawati. Ada kartu pos bertahun 1941.

Kini dua tempat bersejarah ini menjadi cagar budaya yang dilindungi UU No 11 tahun 2010 tentang cagar budaya oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Balai Pelestarian Cagar Budaya Jambi yang memiliki wilayah kerja Provinsi Jambi, Sumatera Selatan, Bengkulu dan Kepulauan Bangka Belitung.

 

 


 

 

 

#serba serbi

Index

Berita Lainnya

Index