Syahril sebut Hanya di Zaman Gubernur Syamsuar Masjid Annur Tak Gelar Salat Id

Syahril sebut Hanya di Zaman Gubernur Syamsuar Masjid Annur Tak Gelar Salat Id

PEKANBARU - Tidak digelarnya salat Iduladha 1444 Hijriah di Masjid Raya Annur Provinsi Riau dan difokuskan hanya di satu tempat yakni halaman kantor Gubernur Riau kemarin, Jumat (30/6/2023) masih menimbulkan pertanyaan dari beberapa pihak.

Salah satunya adalah Ketua Dewan Pimpinan Agung (DPA) Lembaga Adat Melayu Riau (LAMR) versi Mubes Dumai, Tan Seri Syahril Abubakar. Ia mengaku herankan kenapa hal tersebut terjadi.

Terlebih banyak dugaan bahwa tak dilaksanakannya salat Iduladha di masjid kebanggaan masyarakat Riau tersebut dikarenakan proyek payung yang sempat bermasalah dan tak kunjung rampung.

"Tak pernah-pernah ada Masjid Raya yang tak digunakan untuk salat Iduladha. Zaman pak Syam (Syamsuar,red) jadi gubernur terjadi hal ini. Ada apa dengan masjid Raya Annur?," kata Syahril Abubakar, Jumat (30/6/2023).

Apalagi, kata Syahril, saat ini Ustaz Abdul Somad (UAS) yang turut menyindir proyek payung elektrik di Masjid Annur di instagram pribadinya.

"Saya kira sudah pada tingkat kekecewaan semua lapisan. Kecewa berat dengan kepemimpinan pak Syamsuar ini. Mulai dari ulamanya, sampai kepada kaum adatnya," kata Syahril lagi.

Bisa jadi kekecewaan tersebut adalah rangkaian dari janji-janji politik yang tak selesai.

"Kalau sudah tingkat UAS yang kecewa itu berat itu. Datuk Seri Setia Ulama kita ini mungkin termasuk orang orang pertama yang dikecewakan. Pasti orang orang dibawahnya juga kecewa," cakapnya.

Ia mengingat dahulu banyak program dan agenda yang penuh. Namun akhir-akhir ini banyak masalah, apalagi setelah ada proyek payung elektrik.

Ia menilai, banyak hal-hal yang kontradiktif di bawah kepemimpinan Syamsuar. Di satu sisi kekurangan anggaran, namun di satu sisi menghamburkan anggaran.

"Tak ada yang tuntas, tak ada yang selesai, banyak yang terbengkalai. Ini kami bicara objektif saja. Tak ada sentimen. Kalau kami masyarakat adat sudah jelas lah, sudah porak-poranda. Tak pernah dualisme di zaman pak Syamsuar jadi dualisme," ujarnya.

Ia mengatakan, bahwa dalam ilmunya, jika seseorang sukses disatu tempat, bukan berarti juga bisa sukses di tempat lain. "Sukses di kabupaten, untuk sukses di provinsi itu lain. Cakupannya lebih luas," cakapnya lagi.

"Maka mudah-mudahan Pj Gubernur yang akan datang bisa menghimpun ini semua, yang tercerai berai dan tercabik bisa dihimpun balik, sehingga bisa solid lagi kedepan," tukasnya.

Sebelumnya Ustaz Abdul Somad (UAS) mengunggah video yang menyindir proyek payung elektrik Masjid Raya Annur Pekanbaru di akun Instagramnya. Video tersebut menunjukkan kondisi payung elektrik yang rusak parah dan terbengkalai.

UAS, yang dikenal sebagai sosok ulama yang kritis dan karismatik, memberikan caption yang penuh sarkasme di video tersebut. “Yang rindu Masjid Nabawi, silakan datang ke Masjid Raya An-Nur Pekanbaru,” tulis UAS di akun Instagramnya yang memiliki followers 7,5 juta itu.

Unggahan UAS yang bergelar Datuk Seri Ulama Setia Negara dari Lembaga Adat Melayu (LAM) Riau ini sontak menuai beragam reaksi dari netizen. Banyak yang menganggap bahwa sindiran UAS ini merupakan bentuk protes terhadap proyek payung elektrik yang gagal dan diduga bermasalah.

Proyek yang dibangun di masa kepemimpinan Gubernur Riau Syamsuar ini seharusnya menjadi salah satu daya tarik Masjid Raya Annur yang megah dan mewah. Namun sampai saat ini masih terbengkalai.

Untuk diketahui, proyek payung elektrik Masjid Raya Annur Riau yang dikerjakan PT Bersinar Jestive Mandiri itu senilai Rp42 miliar. Anggaran itu dialokasikan di Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Riau 2022.

Selain 6 payung elekrik, anggaran proyek tersebut juga meliputi pekerjaan landscape, walkway, pembangunan gerbang masuk 2 buah, pekerjaan tempat wudhu 4 unit, pekerjaan pos jaga, dan pekerjaan mekanikal elektrikal.

Berita Lainnya

Index