Jepang Gratiskan Biaya Kuliah untuk Keluarga dengan Banyak Anak

Jepang Gratiskan Biaya Kuliah untuk Keluarga dengan Banyak Anak
Kota tersibuk di Jepang, Shibuya. (Istimewa)

CELOTEHRIAU - Sebagai salah satu negara yang mengalami krisis keturunan, Jepang rupanya tak bisa tinggal diam melihat warganya enggan memiliki anak. Belum lama ini, pemerintahan Jepang resmi mendukung program "Banyak anak banyak rezeki."

Sebuah kebijakan baru yang diumumkan pada hari Sabtu (9/12/2023) oleh pemerintah Jepang menyatakan bahwa keluarga yang memiliki tiga anak atau lebih akan dibebaskan dari biaya kuliah mulai 2025.

Kebijakan ini tidak hanya berlaku untuk perguruan tinggi, tetapi juga mencakup sekolah kejuruan dan perguruan tinggi teknik. Pembebasan biaya ini akan diberlakukan selama empat tahun, memberikan dorongan signifikan kepada keluarga dengan jumlah anak yang lebih besar.

Menurut laporan dari Naver, kebijakan ini akan berlaku tanpa memandang tingkat pendapatan keluarga. "Kebijakan ini akan diberlakukan bagi keluarga tanpa persyaratan pendapatan apa pun," ungkap Asahi Simbun.

Pemerintah Jepang sebelumnya telah memberikan kebijakan biaya sekolah dan universitas gratis untuk keluarga dengan pendapatan tahunan di bawah 3,8 juta Yen atau sekitar Rp 404,97 juta. Namun, langkah baru ini mengambil pendekatan yang lebih inklusif dengan memberikan insentif kepada keluarga yang memiliki tiga anak atau lebih, tanpa memandang tingkat pendapatan mereka.

Meskipun kebijakan ini dianggap fantastis, namun akan memakan biaya yang signifikan bagi pemerintah Jepang. Awalnya, pemerintah berencana mengalokasikan dana sekitar 3 triliun Yen atau sekitar Rp 319,7 triliun. Namun, dengan penambahan rencana pengeluaran sebesar 500 miliar Yen atau sekitar Rp 53,28 triliun, total dana yang dibutuhkan untuk kebijakan ini mencapai Rp 372,98 triliun.

Perdana Menteri Jepang, Fumio Kishida menyatakan bahwa langkah-langkah konkret akan diambil untuk mewujudkan kebijakan ini, meskipun rincian rencananya belum diungkapkan. Pemerintah saat ini dihadapkan pada tantangan untuk mengumpulkan dana yang diperlukan sebesar Rp 372,98 triliun guna mendukung inisiatif tersebut.

Data dari Kantor Statistik Nasional Jepang menunjukkan penurunan jumlah kelahiran, dengan 352.240 bayi yang lahir pada paruh pertama 2023, menurun 4,1% dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Tingkat kesuburan total tahun ini diperkirakan lebih rendah dibandingkan tahun lalu, menjadi perhatian utama bagi pemerintah Jepang.

Berita Lainnya

Index