PON Simbol Persatuan

Sekadar Gengsi Atau Prestasi?

Sekadar  Gengsi Atau Prestasi?

 

Oleh : Yudi Waldi


PEKAN Olahraga Nasional (PON ) adalah ajang  pesta multi iven olahraga terbesar dan paling bergengsi di Indonesia. Perhelatan yang  digelar setiap empat tahun sekali dan melibatkan seluruh provinsi di Tanah Air.

PON bukan sekadar  arena adu prestasi para atlet terbaik dari berbagai daerah, tetapi merupakan  simbol persatuan dan semangat kebangsaan melalui olahraga.

PON I digelar tahun 1948  di Solo. Sejak itu PON terus mengalami perkembangan yang signifikan. 

Jika pada PON I 1948 di Solo hanya diikuti pesertanya dari provinsi pulau Jawa. Maka pada PON II (1951) di Jakarta untuk pertama kalinya diikuti oleh kontingen dari luar Pulau Jawa. Jumlah cabang olahraga yang dipertandingkan bertambah menjadi 18.

Lalu, pada PON III (1953) di Medan, semakin banyak daerah yang berpartisipasi, menunjukkan meningkatnya minat terhadap olahraga di seluruh Indonesia.

Setelah Sumatera Utara, giliran Makassar menjadi tuan rumah PON IV (1957). Dan untuk pertama kalinya menampilkan acara kesenian daerah dalam pembukaan PON.

Dan PON V (1961) di Bandung semakin berkembang dengan dihadiri oleh banyak pejabat asing, menandai meningkatnya prestise PON dan mulai menggaung di kancah internasional.

PON VI  tahun 1965, batal digelar  akibat peristiwa G30S/PKI.Nah, PON VII  tahun 1969 di Surabaya Jawa Timur,  menjadi PON terbesar hingga saat itu dengan 6.000 atlet dan official dari 26 provinsi.

PON XV (2000) di Jawa Timur, menandai era baru PON yang diselenggarakan di luar Jakarta.

Ya, pada tahun  2004 digrkar di Palembang Sumatera Selatan, PON 2008 di Kalimantan Timur, PON 2012 di Riau  hingga PON XX (2021) di Papua: menjadi PON pertama yang digelar di wilayah Indonesia Timur setelah Sulawesi Selatan tahun 1957.

Dan tahun 2024, untuk pertama kalinya tuan rumah PON digelar di dua Provinsi, Sumatera Utara dan Aceh dan terbanyak cabor yang dipertandingkan. 

Harus diakui perhelatan PON tidak hanya berkembang dalam hal jumlah peserta dan cabang olahraga, tetapi juga dalam aspek penyelenggaraan. Penggunaan teknologi modern, peningkatan kualitas venue pertandingan, serta sistem manajemen yang lebih profesional menjadi ciri khas PON di era modern.

Sebagaimana diketahui,  keberadaan Pekan Olahraga Nasional (PON) memiliki beberapa tujuan dan manfaat penting, baik bagi perkembangan olahraga maupun bagi bangsa Indonesia secara keseluruhan.

Diantaranya, PON menjadi ajang pertemuan besar yang menyatukan berbagai cabang olahraga dalam satu event akbar.

Kemudian mempererat Persatuan dan Kesatuan: Melalui PON, diharapkan terjalin interaksi antara pemuda-pemudi dari berbagai daerah, menguatkan rasa persaudaraan dan menghilangkan sekat kedaerahan.

PON juga merupakan sarana untuk menemukan dan mengembangkan bakat-bakat atlet potensial yang nantinya akan memperkuat tim nasional Indonesia di berbagai event internasional.

PON  adalah ajang peningkatan Prestasi Olahraga. PON  merupakan kompetisi tingkat nasional mendorong para atlet untuk terus meningkatkan kemampuan dan mencatatkan prestasi terbaik.

Tak kalah penting, PON juga merupakan pengembangan Infrastruktur Olahraga. Karena setiap penyelenggaraan PON mendorong pembangunan dan renovasi fasilitas olahraga di daerah yang ditunjuk sebagain tuan rumah.

PON  juga merupakan kesempatan bagi daerah tuan rumah untuk mempromosikan potensi wisata dan budaya mereka kepada pengunjung dari seluruh Indonesia.

Dari ajang PON ini diharapkan terjadi peningkatan Ekonomi Lokal. PON diharapkan membawa dampak positif bagi perekonomian daerah tuan rumah, terutama sektor pariwisata, perhotelan, dan UMKM.

Perhelatan PON juga merupakan inspirasi bagi Generasi Muda Dimana kesuksesan  para atlet di PON menjadi inspirasi bagi anak-anak dan remaja untuk giat berolahraga dan mengejar prestasi.

Cuma dari waktu ke waktu terjadi pergeseran tujuan PON, karena demi meraih gelar juara umum banyak daerah melakukan jual beli atlet. Sehingga pembinaan yang diinginkan tidak berjalan semestinya.

Banyak atlet dan daerah yang demi mengejar bonus pribadi melakukan hal-hal yang diluar kaidah dan norma-norma olahraga. Semboyan menjunjung tinggi sportifitas dan fair play hanya slogan semata.

PON saat ini menjadi Gengsi semata. Karena hanya segelintir melahirkan prestasi fenomenal. Karena PON sepertinya mengedepankan Gengsi kedaerahan ketimbang Prestasi. ***

 

Berita Lainnya

Index