CELOTEHRIAU.COM-- Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Ilmu Budaya Universitas Lancang Kuning gelar seminar internasional tentang pentingnya seni dan budaya dalam pengembangan sumber daya manusia di era revolusi industri (4.0).di Aula Pustaka Unilak, Kamis (5/2/2020).
Bahkan untuk pemateri BEM FIB Unilak menghadirkan orang-orang yang berkompeten dibidangnya. Sebut saja Binsar Manulang dari Direktorat pengembangan dan pemanfaatan kebudayaan Kemendikbud RI, anggota DPD RI Dr. Misharti serta seniman Malaysia, Shamzulazman.
Tampak hadir dalam seminar internasional yang diikuti 200 peserta amhasiswa FIB serta organisasi kemahasiswaan dari sejumlah perguruan tinggi di Riau itu, perwakilan konsulat Malaysia, Kepala Dinas Kebudayaan Yose Rizal Zein, Wakil Rektor II Hardi SE.MM, dekan FIB M.Kafrawi.MSN, jajaran dosen dan BEM fakultas.
Wakil Rektor II Hardi SE.MM mengatakan, sebagai kampus yang berlandaskan budaya Melayu, Unilak mendukung penuh kegiatan yang ditaja BEM FIB.
"Seminar internasional ini sangat penting bagi generasi muda. Sebagai tongkat estafet penerus generasi muda harus peduli dan memperhatikan seni dan kebudayaan yang ada Indonesia terlebih khususnya di Riau. Mahasiswa FIB harus bisa menjadi ujung tombak dalam memajukan kebudayaan di Riau," tegasnya saat memberikan kata sambutan.
Disisi lain, Dekan FIB Muhammad Kafrawi menerangkan dari puluhan perguruan tinggi, Fakultas Ilmu Budaya Unilak adalah satu satunya Fakultas budaya yang ada di Riau.
Kata Kafrawi, FIB Unilak siap bekerjasama dengan berbagai instansi untuk menjalankan budaya Melayu, dan bangsa Indonesia disatukan oleh bahasa Indonesia dan itu berawal dari bahasa Melayu yang dicetuskan oleh Raja Ali Haji
"Fakultas ilmu budaya Unilak memiliki 4 prodi.Yakni Sastra daerah/Melayu, ilmu perpustakaan, sastra Indonesia, dan
Sastra Inggris. Era revolusi industri 4.0 menjadi tantangan bagi generasi muda tidak terkecuali bidang seni dan kebudayaan," sebutnya.
Selama ini sambung Kafrawi, Seni dan kebudayaan ada yang menganggap terlalu penting alias di pinggirkan.Namun jika mau melihat di negara maju, seni dan kebudayaan bisa maju seiring dengan perkembangan zaman.
"Nilai-nilai tradisi bisa menjadi hebat seperti di Korea, karenanya mari nilai nilai budaya Melayu kita olah dan majukan bersama," ajak Hang Kafrawi.
Seminar internasional penuh dengan tradisi tradisi Melayu, rombongan narasumber diarak dengan diiringi rebana yang dimainkan oleh mahasiswa, kemudian di sambut silat pembuka untuk menyambut tamu.