Lebaran Bersama Virus Corona dari Timur Tengah dan Asia

Lebaran Bersama Virus Corona dari Timur Tengah dan Asia

CELOTEHRIAU.COM---Hari raya  IdulFitri 1441 Hijriah yang dirayakan seluruh negara pada Minggu (24/5) dibayangi oleh pandemi virus corona yang masih menghantui dunia.

Hingga H-1 Lebaran, lonjakan kasus virus corona masih terjadi di banyak negara, terutama negara-negara di Amerika Selatan yang kini menjadi episentrum baru Covid-19.

Pandemi virus corona membuat kegiatan-kegiatan yang biasanya dilakukan saat Lebaran seperti belanja, Salat Id, dan kunjungan ke rumah sanak saudara, berkurang drastis terutama di negara-negara yang masih menerapkan penguncian wilayah (lockdown).


Pemerintah Arab Saudi, Mesir, Turki hingga Suriah melarang seluruh warganya menggelar salat berjemaah dan perayaan di luar rumah demi menekan penyebaran virus corona.

Arab Saudi yang notabene rumah bagi situs-situs suci Islam, sudah memberlakukan jam malam selama lima hari sejak Sabtu (23/5), setelah jumlah infeksi melonjak empat kali lipat hingga 68 ribu jelang lebaran dan mencapai 70.161 kasus pada Minggu (24/5).

Tak hanya itu, pemerintah setempat juga memastikan Salat Id di dua masjid suci Mekah dan Madinah dilakukan tanpa jemaah.

Masjidil Haram juga sudah hampir kosong tanpa jemaah sejak Maret 2020. Padahal setiap tahunnya masjid terbesar di dunia itu dipadati oleh jutaan umat Islam dari seluruh dunia.

Kondisi serupa juga terjadi di Masjid Al-Aqsa di Yerusalem yang menjadi situs suci ke-tiga Islam.

Masjid Al-Aqsa masih tertutup bagi publik saat Lebaran dan baru akan dibuka kembali setelah IdulFitri.

Sementara itu, otoritas keagamaan Sunni di Lebanon mengumumkan pembukaan kembali masjid namun hanya untuk Salat Jumat. Jemaah juga diwajibkan mengikuti protokol kesehatan seperti pemeriksaan suhu serta kontrol sanitasi sebelum beribadah.

Iran yang menjadi kawasan paling terdampak Covid-19 juga telah melarang seluruh warga negara berkumpul dan mudik karena mengalami peningkatan kasus virus corona hingga 133.521.

"Kami bekerja keras mencegah puncak wabah hanya karena orang-orang tidak mengikuti regulasi kesehatan," kata Menteri Kesehatan Saeed Namaki.

Hal berbeda terjadi di belahan Asia. Umat Muslim di beberapa negara seperti Indonesia, Pakistan, Malaysia, dan Afghanistan masih memadati pasar dan pusat perbelanjaan jelang Lebaran meski diimbau tetap di rumah.

"Ini untuk anak-anak. Jika mereka tidak bisa merayakannya dengan pakaian baru, tidak ada gunanya kami bekerja keras sepanjang tahun," kata Ishrat Jahan, warga Pakistan seperti dilansir AFP.

Di Indonesia juga banyak warga yang menggunakan banyak cara seperti memalsukan dokumen perjalanan supaya bisa mudik lebaran.

Tak sedikit pula warga yang Salat Id di masjid meski pemerintah sudah mengimbau untuk beribadah di rumah.

Indonesia kini menjadi negara dengan kasus kematian Covid-19 tertinggi di Asia Tenggara. Berdasarkan data Johns Hopkins pada Minggu (24/5), 1.326 orang di Indonesia telah meninggal dunia akibat virus corona.

 

#internasional

Index

Berita Lainnya

Index