Bela Gaza, Malaysia Larang Perusahaan Pelayaran Israel Gunakan Pelabuhannya

Bela Gaza, Malaysia Larang Perusahaan Pelayaran Israel Gunakan Pelabuhannya

KUALA LUMPUR - Malaysia melarang perusahaan pelayaran Israel ZIM menggunakan pelabuhannya, karena serangan militer negara Zionis itu terhadap warga Palestina di Jalur Gaza. Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim mengumumkan hal tersebut pada Rabu, (20/12/2023).

“Larangan ini merupakan respon atas tindakan Israel yang melanggar prinsip dasar kemanusiaan dan hukum internasional,” kata Anwar sebagaimana dilansir Middle East Monitor.

Konsensus internasional semakin berkembang bahwa Israel terlibat dalam genosida warga Palestina di Gaza.

Bulan lalu, ZIM memutuskan untuk mengalihkan kapalnya dari Terusan Suez Mesir, dengan alasan adanya ancaman terhadap pelayaran di Laut Merah dan Laut Arab.

“Kami mengambil tindakan pencegahan,” Israel Broadcasting Corporation mengutip pernyataan perusahaan tersebut. Tidak ada rincian lebih lanjut yang diberikan mengenai rute alternatif apa yang akan diambil kapal perusahaan tersebut. Namun, pernyataan tersebut menunjukkan bahwa mengalihkan kapal berarti “penundaan kedatangan kiriman ke Israel.”

Israel telah bersumpah untuk menghancurkan Hamas, yang menguasai Gaza, sejak para pejuang kelompok Palestina itu menewaskan 1.200 orang dan menyandera 240 orang dalam serangan 7 Oktober.

Pejabat kesehatan Gaza mengatakan hampir 20.000 orang telah dipastikan tewas, sebagian besar wanita dan anak-anak, dalam serangan dan pengeboman membabi buta Israel di Gaza, dan ribuan lainnya diyakini hilang dan terkubur di bawah reruntuhan.

Pemerintah Israel menghadapi tekanan politik dalam negeri untuk mencapai kesepakatan lebih lanjut mengenai pembebasan sandera, terutama setelah mengakui pekan lalu bahwa tentara secara keliru membunuh tiga sandera.

Sementara tekanan dari dunia internasional untuk gencatan senjata permanen di Gaza juga semakin menguat.

Berita Lainnya

Index