OPEC, Patuh Pangkas Produksi, Harga Minyak Stabil

OPEC, Patuh Pangkas Produksi, Harga Minyak Stabil

CELOTEH RIAU--Harga minyak dunia relatif stabil pada akhir perdagangan Selasa (18/8), waktu Amerika Serikat (AS). Tingginya kepatuhan Organisasi Negara Pengekspor Minyak dan sekutunya, atau yang dikenal sebagai OPEC+, terhadap pengurangan pasokan telah mengimbangi kekhawatiran turunnya permintaan akibat penguncian wilayah (lockdown).

Dikutip dari Antara, Rabu (19/8), harga minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Oktober naik tipis sembilan sen menjadi US$45,46 per barel. Sementara minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk penyerahan September berakhir stagnan pada level US$42,89 per barel.

Pada Selasa (18/8), panel teknis menemukan bahwa kepatuhan pengurangan produksi minyak OPEC+ pada Juli berada pada kisaran 95 persen hingga 97 persen. OPEC+ juga mengurangi pemotongan pasokan mereka pada Agustus menjadi 7,7 juta barel per hari (bph) dari 9,7 juta barel per hari sebelumnya.
 

Rencananya OPEC+ akan mengadakan pertemuan panel menteri pekan ini. "Diperkirakan OPEC+ akan mengomunikasikan bahwa mereka meminta kepatuhan yang ketat dari semua anggota dan mendukung keberhasilan tindakan hingga saat ini," kata Bjornar Tonhaugen dari Rystad Energy.

Meski begitu, pandemi virus corona, yang telah berkecamuk selama berbulan-bulan, tidak menunjukkan tanda-tanda mereda. Direktur regional Organisasi Kesehatan Dunia Carissa Etienne mengatakan hampir 11,5 juta telah tertular dan lebih dari 400.000 orang telah meninggal akibat pandemi tersebut di Amerika Serikat.

Selain negeri Paman Sam, Brasil juga tercatat sebagai pendorong terbesar jumlah kasus Covid-19.

"Masih ada kekhawatiran tentang covid-19 dan masih ada kekhawatiran tentang kurangnya kesepakatan di Kongres untuk stimulus," kata Phil Flynn, analis senior di Price Futures Group di Chicago.
 

Di sisi lain, Kongres AS sejauh ini gagal menyetujui paket bantuan fiskal susulan yang ditargetkan sebesar US$1 triliun untuk membendung kejatuhan ekonomi akibat pandemi. Sementara di Uni Eropa, beberapa negara telah memperbarui karantina perjalanan, yang berdampak pada permintaan bahan bakar jet dan motor.

Penambang dan produsen minyak Australia BHP mengatakan dalam laporan labanya bahwa pihaknya percaya "risiko paling signifikan terhadap pasar fisik (minyak) sekarang telah berlalu," dan laju kenaikan harga bisa jadi tidak terlalu besar mengingat potensi hambatan dari kembalinya pasokan.

Stok minyak mentah dan sulingan AS, misalnya, turun pada pekan lalu, sementara persediaan bensin naik.

Data industri dari American Petroleum Institute (API) menunjukkan setelah penutupan pasar kemarin, persediaan minyak mentah turun 4,3 juta barel menjadi sekitar 512 juta barel, lebih besar dari ekspektasi para analis untuk penarikan 2,7 juta barel.

#ekbis

Index

Berita Lainnya

Index