Kian Memanas, China Bakal Batasi Impor Batubara Australia

Kian Memanas, China Bakal Batasi Impor Batubara Australia

CELOTEH RIAU--Pemerintah China dikabarkan membatasi impor batu bara dari Australia. Ini merupakan kelanjutan dari panasnya hubungan kedua negara yang dipicu seruan Perdana Menteri Australia Scott Morrison terkait penyelidikan asal usul virus corona atau covid-19 pada April lalu.

Kendati begitu, Kementerian Luar Negeri China belum mengonfirmasi kabar tersebut. Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Wang Wenbin hanya menyatakan bahwa pemerintah telah mengambil tindakan yang relevan terhadap beberapa produk impor dari Australia sesuai aturan yang berlaku.

Menteri Perdagangan Australia Simon Birmingham mengungkapkan negeri kangguru sangat terganggu dengan rencana kebijakan China itu. Kabarnya, pemerintah China telah memberi persetujuan pembatasan pembelian impor batu bara dari Australia ke perusahaan pembangkit listrik di negeri tirai bambu.

Sementara pembelian batu bara dari negara lain tidak dibatasi. Menurut Birmingham, kebijakan ini tidak adil bagi negaranya.

"Ini akan menunjukkan praktik perdagangan diskriminatif yang dilakukan oleh otoritas China," ucap Birmingham seperti dikutip dari CNN Business, Selasa (15/12).

Apalagi sebelumnya China sudah melakukan kebijakan peningkatan tarif impor tinggi terhadap beberapa produk impor dari Australia. Mulai dari anggur, daging sapi, hingga selai.

Perdana Menteri Australia Scott Morrison masih mencari kebenaran soal kabar tersebut. Pasalnya, Morrison belum mendengar kebijakan itu secara resmi dari pemerintah China.

Kendati demikian, Morrison menilai kabar itu akan memperburuk hubungan kedua negara. Padahal, nilai impor batu bara Australia ke China cukup besar selama ini, yaitu mencapai US$10,5 miliar pada 2018-2019. Secara rata-rata realisasi impor batu bara termal Australia ke China senilai US$3 miliar per tahun.

Ekonom senior Oxford Economics Sean Langcake mengatakan belum bisa menilai seberapa besar dampak pembatasan impor batu bara Australia ke China terhadap kinerja perdagangan ke depan mengingat kebijakan ini masih belum jelas.

"Ketidakjelasan ini membuat sulit untuk mengatakan seberapa besar eskalasi berita ini. Ini jelas belum terselesaikan, dan sulit untuk tidak melihat berita ini sebagai kemerosotan lebih lanjut," katanya.

Sementara harga saham para perusahaan batu bara Australia seketika jatuh akibat kabar ini. Saham Coronado Global dan Yancoal Australia masing-masing anjlok 8 persen pada hari ini, sedangkan saham Whitehaven Coal turun 6 persen.

Meski begitu, ANZ Research memperkirakan dampak pembatasan tidak akan besar karena Australia sudah berhasil menemukan pasar lain di luar China.

"Eksportir Australia telah menemukan pembeli tambahan di Korea Selatan, Vietnam dan Jepang. Karena itu kami melihat ekspor batu bara termal Australia bertahan relatif baik, meskipun ada larangan China," tulis ANZ Research.

Berita Lainnya

Index