Ini Imbasnya bagi Dunia Perhotelan Riau Bila SSK II Pekanbaru tidak Lagi Bandara Internasional

Ini Imbasnya bagi Dunia Perhotelan Riau Bila SSK II Pekanbaru tidak Lagi Bandara Internasional

PEKANBARU - Perhimpunan Hotel dan Restoran se-Indonesia (PHRI) Provinsi Riau menyayangkan sikap pemerintah pusat yang tidak mengusulkan Bandara Sultan Syarif Kasim (SSK) II Pekanbaru sebagai salah satu bandara internasional.

Sebagaimana diketahui pemerintah melalui Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) berencana melakukan pengurangan terhadap jumlah bandara internasional di Indonesia. Dari 32 bandara internasional yang ada saat ini, rencana akan dipangkas menjadi 15 saja. Dari jumlah tersebut, Bandara Sultan Syarif Kasim II (SKK II) Pekanbaru tidak masuk dalam usulan bandara internasional.

"Tentu kita sangat menyayangkan ya, apalagi kan Bandara SSK II Pekanbaru ini dari dulu sudah bandara internasional, kok sekarang malah ada wacana seperti ini," ujar Ketua PHRI Riau Nofrizal.

Di tahun 2022 lalu, kunjungan wisatawan mancanegara di Riau yang masuk lewat Bandara SSK II Pekanbaru sekitar 6.000-an orang.

Ia mengatakan selama ini sudah bertahun-tahun Bandara SSK II Pekanbaru mejadi bandara internasional, namun kenapa tiba-tiba dihilangkan atau tidak dimasukkan ke dalam salah satu usulan, tentu itu suatu kemunduran.

"Harusnya ditingkatkan bukan malah dihilangkan. Jadi apa alasannya sebenarnya kok malah tidak diusulkan. Harus diberikan alasan yang jelas. Apalagi hubungan Riau dan Malaysia dari dulu sudah sangat kental. Jangan sampai malah dihilangkan lah," tegasnya.

Terkait pengaruhnya terhadap industri perhotelan jika nantinya bandara SSK II Pekanbaru benar-benar tak lagi jadi bandara Internasional, Ketua DPD Partai Amanat Nasional (PAN) Kota Pekanbaru ini mengatakan tentu ada, meski memang tidak signifikan.

"Pengaruh sudah pasti ada, cuma tidak signifikan. Karena memang jumlah tamu domestik dengan mancanegara itu beda, lebih banyak yang domestik. Namun yang jelas kalau tidak dimasukkan menjadi Bandara Internasional kita sangat menyayangkan," ungkapnya.

Lebih lanjut dirinya sangat mendukung Gubernur Riau Syamsuar yang sudah menyurati Menteri Perhubungan menyikapi soal wacana pemerintah pusat yang akan memangkas sejumlah bandar udara (Bandara) internasional menjadi bandara domestik termasuk Bandara Sultan Syarif Kasim (SSK) II Pekanbaru.

"Kita sangat mendukung dan mendorong Gubernur terkait hal ini," pungkasnya.

Sebelumnya, Kepala Dinas Pariwisata Riau, Roni Rakhmat mengatakan, jika Bandara SSK II Pekanbaru tak layani penerbangan internasional, maka akan berdampak dengan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara masuk ke Riau.

"Kalau Bandara SSK ditutup melayani penerbangan internasional tentu dampaknya akan terjadi pengurangan jumlah wisatawan mancanegara, khususnya dari negara tetangga Malaysia," katanya.

Lebih lanjut Roni mengatakan, tahun 2022 kunjungan wisatawan mancanegara di Riau yang masuk lewat Bandara SSK II Pekanbaru sekitar 6.000-an orang.

"Yang wacana akan ditutup kan bandara, kalau pelabuhan tidak, makanya itu akan mengurangi jumlah wisata, kalau hilang tidak karena wisatawan dari negara tetangga bisa menggunakan transportasi laut," sebutnya.

Selain itu, kata Roni, dampak dari tutupnya penerbangan internasional akan berpengaruh terhadap pendapatan berkurang bagi pelaku usaha pariwisata.

"Termasuk tingkat hunian hotel juga akan berkurang. Karena estimasi perputaran uang yang dihasilkan dari pariwisata pada tahun 2022 berkisar Rp8,8 triliun dengan tingkat hunian kamar hotel 41,6 persen per hari. Kalau penerbangan internasional ditutup, tentu pendapatan pelaku usaha pariwisata berkurang," tukasnya.

Berita Lainnya

Index