Elektabilitas Anies Naik Menurut Utting Research

Elektabilitas Anies Naik Menurut Utting Research
Bakal calon presiden Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP), Anies Baswedan. Foto: Republika/Thoudy Badai

CELOTEHRIAU - Elektabilitas bakal calon presiden (capres) Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) Anies Baswedan merangkak naik mendekati Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto berdasarkan survei lembaga riset berbasis di Australia, Utting Research. Ganjar Pranowo sebesar 34 persen, disusul Prabowo Subianto dengan 33 persen dan Anies Baswedan 27 persen.

Pengamat politik dari lembaga Indonesia Political Opinion (IPO) Dedi Kurnia Syah menilai, temuan tersebut secara umum tidak jauh berbeda dengan situasi saat ini. Menurutnya, ketiga capres sama-sama memiliki peluang untuk menang di Pilpres 2024.

"Ini karena tiga tokoh dominan belum miliki basis pemilih loyal yang bisa membuat mereka meyakini akan menang," ujar Dedi dalam keterangannya, Ahad (30/7/2023).

Dedi mengatakan, tidak ada satu bacapres yang sedemikian hebat sehingga paling berpeluang menang, baik Ganjar, Prabowo maupun Anies. Dalam catatan IPO, pemilih loyal Ganjar sangat minim, karena didominasi oleh pemilih PDIP dan Jokowi.

Menurutnya, jika situasi berubah dan Jokowi mengarah ke Prabowo, maka pemilihnya bisa dipastikan akan mengikuti perubahan tersebut. Begitu halnya Anies, dari tiga partai yang mendukung, belum terlihat kontribusi partai terhadap elektabilitas Anies.

"Ini juga membuat elektabilitas tidak stabil untuk saat ini," ujarnya.

Dedi melanjutkan, survei IPO juga memotret elektabilitas Anies dalam situasi dinamis dan baik, bahkan pada periode survei terbaru bulan Juni lalu. Justru Ganjar justru berada pada posisi ketiga karena sebaran elektabilitasnya yang tidak proporsional dan hanya dominan di sedikit provinsi.

"Bahkan sebaran suara PDIP sekalipun tidak dominan unggul, berbeda dengan Gerindra yang unggul dominan ke Prabowo, dan PKS yang unggul dominan ke Anies. Dari semua partai di Parlemen hanya PDIP yang tertinggi akan memilih Ganjar," ujarnya.

Karena itu, dia menilai, banyak faktor yang berpengaruh dalam kemenangan capres mulai dinamika propaganda dan situasi politik nasional akan mempengaruhi pilihan pemilih. Utamanya karena di luar tiga tokoh itu masih ada pengaruh Jokowi yang juga punya basis pemilih, sehingga membuat hasil survei masih sangat dinamis.

"Survei pada dasarnya hanya mampu menjelaskan hal-hal yang bersifat sementara, momentum, sehingga kondisi politik dan propaganda sangat berperan, semisal pada saat periode survei Prabowo sedang dalam propaganda yang baik, dipastikan hasil survei juga baik. Begitu pula jika sebaliknya," ujarnya.

Managing Director Utting Research, John Utting dalam keterangan tertulis di Jakarta, Jumat (28/7/2023), mengatakan elektabilitas tiga bakal calon presiden itu yakni Ganjar Pranowo 34 persen, Prabowo Subianto 33 persen dan Anies Baswedan 27 persen. Sementara, tiga persen responden menjawab rahasia dan atau belum memutuskan, sementara tiga persen lainnya tidak menjawab.

"Ketiga bakal calon presiden itu memiliki perolehan suara yang tak berjauhan," ujarnya.

Menurut dia, dengan selisih yang tipis di antara ketiga calon itu, membuat kompetisi masih rentan terjadi perubahan pilihan pemilih menjelang pemilihan presiden nantinya.

"Pilpres 2024 Indonesia sangat menarik. Hingga delapan bulan menjelang hari pemilihan, pemenangnya masih sangat tidak jelas. Tiga kontestan terkuat masih sangat berimbang elektabilitasnya," jelasnya.

Kemudian terkait pertanyaan tentang bagaimana visi misi capres yang diinginkan publik, sebagian besar responden menjawab ingin keberlanjutan program Presiden Joko Widodo (Jokowi) dengan adanya sejumlah perbaikan.

"Responden yang menginginkan visi dan misi melanjutkan sebagian kebijakan pemerintahan Jokowi dan memperbaiki sebagian lainnya mencapai 61 persen," jelasnya.

Sedangkan yang menginginkan pemerintahan baru sebaiknya membuat kebijakan baru dan berbeda sebesar 20 persen. Adapun survei Utting Research dilakukan secara tatap muka pada 12-17 Juni 2023, dengan jumlah sampel responden sebesar 1.200 yang tersebar secara proporsional di 34 provinsi di Indonesia.

Survei itu menggunakan metode multistage random sampling, dengan margin of error sebesar 2,8 persen pada tingkat kepercayaan mencapai 95 persen. Berdasarkan jadwal yang telah ditetapkan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI, pendaftaran bakal calon presiden dan wakil presiden dijadwalkan dimulai pada 19 Oktober sampai dengan 25 November 2023.

Berita Lainnya

Index