PPKM Tidak Berjalan Efektif, PSBB Bakal Kembali Diberlakukan?

PPKM Tidak Berjalan Efektif, PSBB Bakal Kembali Diberlakukan?

PEKANBARU - Aturan tentang Covid-19 hanya tinggal aturan, namun kondisi di lapangan tidak seperti aturan yang dibuat, sehingga banyak masyarakat yang masih abai terhadap protokol kesehatan. Dampaknya, pasien terkonfirmasi positif Covid-19 di Riau melonjak tajam, hingga mencapai 739 per hari, angka tertinggi selama pandemi Covid-19.

Penegasan tersebut disampaikan oleh Juru Bicara Penanganan Covid-19 Riau, dr Indra Yovi, setelah ia melihat pelaksanaan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) skala mikro, yang dijalankan oleh Kabupaten Kota tidak berjalan maksimal.

“PPKM kalau betul-betul dijalankan itu akan lebih baik, tapi aturan hanya tinggal aturan, begitu di lapangan tidak jalan. Di lapangan sama saja tidak ada penegasan,” ujar dr Indra Yovi, Kamis (27/5/2021).

Katanya, kasus peningkatan Covid di Riau ini ada ada dua hal penyebabnya, yang pertama kejadian sesudah Lebaran terjadi sekarang, orang yang kembali dari luar kota datang ke Riau tidak melalui screaning yang pas, dan menjangkiti keluarganya sesudah impor dari provinsi luar dan terjadi klaster keluarga.

Agar tidak terjadi lagi kasus yang semakin meningkat di Kabupaten Kota, kata Indra Yovi, perlu dilakukan penegasan yang lebih ketat, dengan kembali memberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Termasuk memberlakukan Work From Home (WFH), bagi Aparatur Sipil Negara (ASN) di seluruh Kabupaten Kota.

“Kami mengusulkan kembali ada beberapa kebijakan, dengan adanya WFH bagi ASN di Kabupaten Kota, dengan kondisi sekarang ini. Penerapan PPKM mikro tidak efektif. Kami juga mengusulkan kemungkinan ada PSBB, skala yang lebih besar, dengan pengetatan terhadap mobilisasi,” tegas Indra.

Dikatakan Indra, sesuai dengan arahan Presiden RI Joko Widodo, memberikan batas waktu selama dua minggu kepada Riau untuk menurunkan kasus Positif Covid-19. Dengan melakukan tracing kontak dari pasien minimal 15 orang, dan jika tidak dilakukan maka kasus akan semakin meningkat. Dia menekankan harus ada gebrakan baru dalam penanganan kasus di Riau.

“Apa yang bisa kita lakukan, presiden memberikan target dua minggu untuk menurunkan kasus. Menjadi PR kita bersama harus ada gebrakan dan kebijakan baru. Terutama kabupaten kota, Perda sudah selesai, harus ada penegasan disiplin dan sanksi. Kalau tidak melakukannya hal luar biasa akan terjadi, bisa jadi di Bulan Juni dan Juli akan mencapai puncaknya,” kata ahli paru-paru ini.

Berita Lainnya

Index